Home Ekonomi Ratusan Alumni Startup 4 Industry Kemenperin Bersatu dalam Starfindo

Ratusan Alumni Startup 4 Industry Kemenperin Bersatu dalam Starfindo

Jakarta, Gatra.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menyelengarakan ajang Startup 4 Industry sejak 2018. Saat ini, terhitung sudah ada 1115 alumni dari ajang ini yang terhimpun dalam Starfindo atau Asosiasi Startup for Industry Indonesia.

Ketua Umum Starfindo, Lukas Dedy Setiyawan, menjelaskan bahwa salah satu tugas Starfindo adalah menjadi penghubung antara Pemerintah dengan tech startup untuk saling berkolaborasi.

“Melalui asosiasi, kami berharap program pembinaan start-up akan lebih lincah dalam menjalin kerjasama baik di lingkup nasional maupun global dengan Kementerian/lembaga, private sector maupun organisasi lainnya,” ujar Lukas kepada Gatra.com beberapa waktu lalu.

Dedy juga mengungkapkan bahwa tujuan penting keberadaan asosiasi ini adalah sebagai wadah yang menghubungkan pemerintah dengan tech start-up untuk menampung saran dan masukan terhadap kebijakan-kebijakan Pemerintah.

“Wadah bagi para alumni yang dapat memperkuat ekosistem, mengkoordinir inisiatif dari startup, serta menjadi mitra pemerintah dalam program penumbuhan dan pengembangan tech startup Indonesia.” kata Lukas.

Lukas dan seluruh pengurus Starfindo adalah peserta yang berkompetisi pada ajang Startup 4 Industry sebelumnya. Lukas sendiri mendirikan startup Ruang Halal yang telah ikut berkompetisi pada ajang Startup 4 Industry beberapa tahun lalu.

“Ruang Halal itu lahir secara legal itu 7 Januari 2020 di Purworejo, Jawa Tengah. Kami menghadirkan sejumlah solusi. Pertama itu konsultan halal, jadi kita membantu UMKM, IKM (industri kecil menengah, terus horeka (hotel, resto dan kafe), rumah sakit atau pabrik-pabrik yang butuh sertifikasi halal.” terangnya.

“Kedua kita ada marketplace halal, ruanghalal.com di mana kita membantu umkm memasarkan produk halalnya.” tambah Lukas.

Sementara itu, Sekjen Starfindo Fitri Hardiyanti berbagi kisah tentang bagaimana merintis startup Amiga hingga terpilih mengikuti ajang Startup 4 Industry.

“Amiga menyelesaikan semua urusan administrasi dan keuangan perusahaan, sehingga para pelaku usaha bisa fokus ke pengembangan bisnis.” jelasnya.

Fitri Hardiyanti mengungkapkan bahwa masih banyak pelaku usaha yang belum mengerti atau tidak dapat melakukan operasional dan administrasi usahanya sesuai dengan aturan dengan baik.

“Kami ingin membantu masyarakat yang memiliki usaha dengan permasalahan tersebut dengan menciptakan sistem yang mudah dimengerti dan diaplikasikan, agar mereka dapat mengembangkan produk dan jasa yang dimiliki melalui aplikasi digital dan konvensional,” bebernya.

CEO Proxon Strategy, Muhammad Asyraf turut berbagi cerita tentang perusahaan rintisannya yang juga mengikuti ajang Startup 4 Industry. Startup tersebut fokus memberikan layanan kepada pelaku usaha dalam pemenuhan legalitas dan perizinan serta menghubungkannya dengan program-program pemerintah yang dibutuhkan untuk bertumbuh.

“Saya melihat tantangan bahwa ada banyak UMKM UMKM di Indonesia ini kesulitan dalam mengembangkan bisnis usahanya salah satunya itu dalam pembunuhan legalitas usaha dan perizinan. Nah disini kita masuk untuk mereka berkembang lebih jauh,” ungkapnya.

50