Jakarta, Gatra.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan Rabu (21/8) kemarin terpantau melemah dengan berada di posisi 6.252,97. Sektor industri dasar, barang konsumsi, keuangan, aneka industri bergerak negatif dan menjadi kontributor terbesar pada penurunan IHSG.

Meski dibuka menguat 6.257,56, tetapi, pada pukul 09.15 WIB, IHSG mengalami penurunan, yaitu melemah menjadi 6.242,44 atau turun 10,53 poin (0,17%).

Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus memprediksi pasar saham saat ini akan mengalami penurunan. "Secara teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak cenderung melemah terbatas dan di-trading-kan pada level 6.231-6.291," ujarnya kepada Gatra.com, Kamis (22/8).

Salah satu faktor yang akan mempengaruhi pasar hari ini adalah para pelaku yang menunggu kebijakan Bank Indonesia (BI) terhadap suku bunga acuan ditetapkan. Maka dari itu, para investor masih menjaga jarak untuk berinvestasi.

"Kami memperkirakan BI akan menahan suku bunganya dan menurunkan GWM (Giro Wajib Minimum) pada RDG (Rapat Dewan Gubernur) hari ini. BI masih akan menunggu dan mencermati langkah yang akan diambil oleh Fed. Namun tren penurunan masih mungkin terjadi pada akhir tahun ini," jelasnya.

Dari faktor luar, tentunya pengaruh dari Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) akan mempengaruhi pasar di dalam negeri. Pertemuan yang akan dilakukan The Fed September mendatang pun membuat para pelaku pasar enggan untuk bertransaksi.

"Sejauh ini para pelaku pasar dan investor mengharapkan adanya pemotongan kembali sebesar 25 bps pada pertemuan bulan September nanti. Tentu ekspektasi ini akan menjadi sempurna apabila The Fed benar-benar melakukan pemotongan tersebut, sehingga pasar akan kembali menggeliat untuk bisa mengalami penguatan kembali," katanya.