Jakarta, Gatra.com - Sumber Daya Manusia (SDM) pada industri petrokimia sudah cukup kuat. Bahkan, saat ini banyak SDM Indonesia yang bekerja di luar negeri, khususnya di Timur Tengah. Hal ini diucapkan oleh Direktur Industri Kimia Hulu, Ditjen Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil, Fridy Juwono.
"Kalau di sisi SDM, kita itu sudah kuat, karena banyak terjadi perpindahan karyawan. Jadi, setiap tahun terus merekrut karyawan karena sebagian sudah pindah ke Qatar, timur tengah, karena dijanjikan upah yang besar," katanya di JS Luwansa, Jakarta, Kamis (12/9).
Bahkan, lanjutnya, SDM Indonesia ini dipercayakan menempati beberapa posisi strategis. Sebagian besar, tambah Fridy, para tenaga ahli Indonesia ini kembali ke tanah air setelah memperoleh banyak pengalaman di luar negeri.
Di samping itu, bagi SDM tingkat bawah, terus dilakukan vokasi guna meningkatkan mutu tenaga kerja. "Jadi tidak ada masalah untuk di level yang menengah. Untuk di level bawah, kita terus memberikan vokasi," ujarnya.
Selain itu, ia berujar, pemerintah berencana membangun Politeknik Industri Petrokimia di Banten dalam waktu dekat. Industri petrokimia menjadi industri strategis saat ini. Terutama saat ada pengambilalihan TubanPetro oleh pemerintah. "Jadi pemerintah sudah menyiapkan untuk peningkatan SDM kita," katanya.
Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan, Isa Racwatarwata mengatakan, pengambilalihan TubanPetro berdampak pada penyerapan tenaga kerja. Isa menyebutkan, sekitar 14.500 orang akan dipekerjakan secara langsung maupun tidak langsung.
"Dengan ini [TubanPetro] beroperasi dengan baik, yang langsung kira-kira sekitar 1.500 orang, tetapi yang tidak langsung ini seperti transportasi, katering, packaging, dan lain-lain itu lebih banyak, sekitar 12.500," tuturnya.