Home Milenial Kemendikbud Kerja Sama dengan Prancis seputar Vokasional

Kemendikbud Kerja Sama dengan Prancis seputar Vokasional

Jakarta, Gatra.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menjalin kerja sama dengan Pemerintah Prancis dalam pengembangan pendidikan Vokasional, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan Promosi Bahasa Indonesia melalui Joint Working Group (JWG).

Sekertaris Jenderal (Sekjen) Kemendikbud, Didik Suhardi mengatakan, kerja sama yang dijalin saat ini dinilai sangat penting dan strategis. Terutama terhadap perkembangan pendidikan di tanah air. Didik berujar, kerja sama selama 2 tahun dinilai meningkatkan pendidikan, khususnya di bidang vokasional atau SMK.
 
"Dua tahun lalu, kita punya partnership project terkait bahasa dan teknologi. Pemerintah Perancis telah menyepakati pembuatan training centre yang diharapkan  menjadi pusat training bagi guru Vokasional atau SMK. Tahun lalu juga sudah dilakukan pengadaan peralatan dan ke depannya bisa dilakukan lebih lancar. Targetnya ada 100 lebih peralatan, khususnya di SMK," ujar Didik saat ditemui di Hotel Atlet Century Senayan, Jakarta, Jumat (20/9).
 
Didik mengatakan, pada kerja sama di tahun ini, Kemendikbud dan Pemerintah Prancis akan membicarakan lebih detail mengenai teknis dan berbagai langkah yang perlu diambil selanjutnya. Namun, diakui Didik, Pemerintah Perancis telah memberikan kesempatan bagi guru dan siswa Indonesia untuk menimba ilmu di Prancis.
 
Hal itu diharapkan bisa menambah pengetahuaan kepada siswa Indonesia khususnya menambah pengalaman tentang pembelajaraan di Prancis. Guru yang akan dikirim ke Prancis bisa meningkatkan inovasi dalam pembelajaran, sehingga proses transfer ilmu dalam kegiatan belajar-mengajar bisa berjalan baik. 
 
"Kami harap kerja sama ini bisa meningkatkan seluruh bidang termasuk PAUD dan bahasa. Kita juga perlu belajar bahasa Prancis, karena beberapa sekolah di Indonesia mengajarkan Bahasa Prancis. Tentu ini baik untuk kedua negara, apakah nanti dalam bentuk sebagai local content atau masuk dalam kurikulum harus kita bicarakan lebih detail," tutur Didik.
174