Jakarta, Gatra.com - Penerapan kurikulum merdeka memfasilitasi pengembangan anak usia dini. Bukan hanya memberikan kesempatan terhadap pola belajar yang disesuaikan dengan minat anak, namun kehadiran kurikulum teranyar juga memberikan kesempatan anak untuk mengenal kearifan lokal.
Kepala Sekolah TK Masehi Kudus, Agustin Ratna Ayuningsih, mengatakan bahwa implementasi kurikulum merdeka di satuan pendidikannya pun dirasa positif. Anak-anak bisa memilih apa yang digemari dan apa yang menjadi minat untuk didalami.
“Dari kesempatan itu anak bisa tahu dia senangnya apa, dia bakatnya dimana. Kami sebagai guru pun mengobservasi dan fasilitasi,” ujar Agustin saat ditemui di TK Masehi Kudus, Jawa Tengah, Senin (10/6).
Salah satu yang menjadi unggulan di sekolahnya, adalah penerapan kegiatan entrepreneurship. Agustin bercerita, aktivitas wirausaha yang dilakukan oleh anak-anak bisa dipadukan dengan pengenalan kearifan lokal yang ada di Kudus.
Salah satunya lewat kearifan lokal kuliner. Anak-anak dikenalkan dengan keragaman kuliner khas seperti Widaran dan Stik Bawang. Bukan hanya dikenalkan bagaimana cara membuat, namun dengan adanya fleksibilitas belajar, siswa pun diajarkan juga cara memasarkan produknya.
“Tapi bukan benar-benar diajarkan untuk menjual. Kami kenalkan lewat permainan. Misal, kita buat situasi bermain dimana ada penjual dan pembeli di pasar. Dari situ anak pun lebih dini tahu adanya situasi entrepreneurship,” kata dia.
Menurutnya, pembelajaran yang mengedepankan praktik langsung memang lebih bisa meningkatkan capaian pembelajaran. Bukan hanya kepada siswa, guru diberi kebebasan untuk menerapkan pola pembelajaran yang dibalut dalam permainan kepada anak.
“Yang terpenting di dalamnya ada nilai capaian, seperti dalam nilai agama dan budi pekerti,” tutur dia.