Jakarta, Gatra.com – Jaksa Agung periode 2014-2019 HM Prasetyo mengatakan, Jaksa Agung bukan hanya sebuah jabatan publik, tetapi merupakan jabatan politis. Menurutnya, dalam lingkup kerja di Kejaksaan RI, terdapat komunikasi politik. Selain itu, tidak ada satu pun Jaksa Agung yang tidak didukung oleh partai politik.
"Semua [Jaksa Agung] pasti ada dukungan partai politik dan menjadi anggota partai politik. Jadi Pak Bur [Burhanuddin], saya pikir tidak perlu kita terlalu berkecil hati. Kalau dalam perjalanan nanti banyak komentar, banyak caci maki, dan sebagainya, itu dijadikan sebagai pil, vitamin untuk menyehatkan kita. [Hal terpenting yaitu] menjaga kebersamaan," ujarnya di Badiklat Kejaksaan RI, Jakarta, Senin (28/10).
Prasetyo juga meyakini, kepemimpinan Burhanuddin akan membuat Kejaksaan Agung menjadi lebih baik. Ia memberikan ucapan selamat kepada Burhanuddin sebagai Jaksa Agung periode 2019-2024.
Prasetyo juga meminta kepada pejabat setingkat eselon dan pihak terkait lainnya, agar memberikan dukungannya kepada kepemimpinan Burhanuddin.
"Kita syukuri juga Kejaksaan ditangani lagi oleh orang dalam. Jadi kebetulan kita punya ciri biologis yang sama. Saya baca di sosmed kenapa Jokowi milih Burhanuddin, karena beliau punya kumis. Saya punya kumis tetapi kalah hebat dengan beliau. Jadi, kalau mau jadi Jaksa Agung harus punya kumis," ucap Prasetyo sambil bergurau.
Burhanuddin juga mengakui, memiliki kedekatan kepada Prasetyo. Hal itu dilihat dari Prasetyo yang memanggilnya dengan sebutan 'Bur'.
"Kami sangat dekat di batin kami. Itu kebanggaan bagi kami bahwa beliau menganggap saya adiknya. Tadi beliau sampaikan beberapa kegiatan yang beliau laksanakan dan tentunya kami siap untuk melanjutkan," ujar Burhanuddin.
Sebagai informasi, Burhanuddin sudah dilantik Presiden Jokowi di Istana Presiden, Jakarta Pusat, Rabu (23/10) lalu. Ia dilantik untuk ikut bekerja sama dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.