Jakarta, Gatra.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai kalau kerja sama dengan industri merupakan bagian terpenting dalam pendidikan vokasi yang dilakukan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI).

"Tanpa kerja sama, tidak mungkin. Karena vokasi ini harus dibangun bersama-sama antara dunia pendidikan dengan dunia industrinya," kata Kepala BPSDMI, Eko S.A Cahyanto di TMII, Jakarta, Selasa (12/11).

Baca Juga: Kemenperin Targetkan 100% Lulusan Poltek APP Jakarta Dapat Pekerjaan

Idealnya, satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) vokasi industri minimal menjalin kerja sama dengan 50 perusahaan. Kerja sama sama ini diharapkan mampu menyerap seluruh lulusan vokasi yang kemampuannya telah disesuaikan dengan kebutuhan industri. Bentuk kerja samanya mulai dari praktik kerja, pemagangan, sampai penempatan kerja. Ini berlaku baik untuk SMK juga Politeknik.

Terlebih, menurut Eko, beberapa sekolah vokasi industri kini juga telah menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga internasional. Oleh karenanya, ia mengaku terus mendorong adanya sertifikasi bertaraf internasional bagi siswa sekolah-sekolah vokasi.

Ia berharap, sekolah-sekolah vokasi di bawah naungan Kemenperin bisa menjadi role model bagi sekolah lain. Sehingga, bukan hanya sekolah vokasi industri saja yang bisa menyesuaikan dengan kebutuhan industri saat ini. "Kami hanya membuat bagaimana menjadi role model saja, bisa dicontoh, ditiru oleh sekolah-sekolah lain. Sehingga bisa menyesuaikan dengan kebutuhan industri," ujarnya.

Baca Juga: Kemenperin Optimis SDM Unggul Tingkatkan Daya Saing Industri

Lebih jauh lagi, pihaknya memiliki program link and match antara sekolah di luar naungan Kemenperin dengan industri. Bahkan, ia mengaku, pemerintah telah memfasilitasi kerja sama antara 2.612 SMK dengan 855 perusahaan.

"Kami telah memfasilitasi untuk membuat 4.997 kerja sama. Itu kami lakukan dalam rangka memfasilitasi sekolah-sekolah di luar Kemenperin," pungkasnya.