Home Kebencanaan JATAM: 55 Pulau Kecil Dieksploitasi Habis-Habisan

JATAM: 55 Pulau Kecil Dieksploitasi Habis-Habisan

Jakarta, Gatra.com - Kepala Kampanye Jaringan Advokasi Tambang (JATAM), Melky Nahar, menyampaikan bahwa ada 55 pulau kecil di Indonesia yang kini sedang dieksploitasi habis-habisan oleh perusahaan pertambangan terutama yang ada di wilayah Maluku, Maluku Utara, Kalimantan Utara, serta sebagian Sumatera termasuk Bangka Belitung.

"Pulau-pulau ini sedang dieksploitasi habis-habisan oleh korporasi pertambangan baik itu tambang batu bara, tambang migas, tambang timah, kemudian nikel. Tapi yang jelas bahwa ada dari 55 pulau kecil,itu 29 pulau atau setengahnya memang diproyeksikan untuk menggenjot produksi pertambangan nikel," katanya dalam media briefing bertajuk "Poros Maritim: Riwayatmu Kini" di Jakarta Pusat, Rabu (20/11).

Melky menjelaskan, sebagian nama pulau kecil yang menurutnya dalam kondisi tragis karena aktivitas pertambangan tersebut di antaranya Pulau Romang (Maluku), Pulau Obi, Pulau Gee, Pulau Pakal (Maluku Utara), Pulau Bangka (Sulawesi Utara) serta Pulau Wawonii, Pulau Kabaena (Sulawesi Tenggara). "Tapi yang sedang dihajar habis-habisan di Pulau Wawonii, itu ada di Sulawesi Tenggara," ungkapnya.

Untuk perusahaan tambangnya, khususnya di Maluku Utara, menurut Melky, terdapat tiga raksasa korporasi yakni PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), PT Nusa Halmahera Minerals (NHM), dan perusahaan tambang milik negara, PT Aneka Tambang (Antam).

Kemudian, 55 pulau kecil memang dalam kondisi dieksploitasi untuk pertambangan. Hal itu bisa terjadi sebab pemerintah terutama pemerintah daerah memberikan izin kepada perusahaan pertambangan tersebut untuk melakukan aktivitas penambangan.

"Jadi pulau-pulau ini memang lebih banyak sudah dieksploitasi. Sebagiannya masih dalam tahapan eksplorasi, tetapi semuanya sudah mendapatkan izin dari pemerintah, terutama dari pemerintah daerah untuk melakukan aktivitas eksploitasi di pulau-pulau itu. Jadi, 55 pulau kecil sudah ada pertambangan semua," tuturnya.

Reporter: ARH

643