Home Olahraga Inspiratif, Pelajar SLB Jawara Bulu Tangkis Internasional

Inspiratif, Pelajar SLB Jawara Bulu Tangkis Internasional

Karanganyar, Gatra.com-Atlet penyandang tuna grahita dari SLBN Karanganyar, Lena Karmilasari (18) membawa pulang medali emas pada ajang 1st Special Olympics Asia Pasific Unified Badminton Championship di Bangkok, Thailand. Lena membuktikan penyandang disabilitas mampu berprestasi dan menginspirasi lainnya.

"Karena anak ini tuna grahita, kurikulumnya tidak seperti anak sekolah pada umumnya. Kelemahannya pada mata pelajaran matematika. IQ Lena hanya 75 atau jauh di bawah normal," kata Kepala SLBN Karanganyar, Mardani kepada Gatra.com di Karanganyar, Minggu (1/12).

Lena menyumbang penghargaan bagi sekolahnya pada ajang SOIna tahun 2018 di Riau. Ia meraih medali emas di ganda putri dan campuran saat itu. Pelajar kelas IX ini getol berlatih setiap hari jelang pertandingan. Guru olahraga Wahyuningsih atau kerap disapa Bu Ning, mendampinginya berlatih sejak putri pasangan Kabul-Sumarmi itu diterima bersekolah di SLBN Karanganyar, Jawa Tengah.

Lena dan kembarannya Leni Karmilasari sama-sama menyandang tuna grahita. Seperti halnya Lena yang berprestasi di bulu tangkis, Leni pun berbakat di tenis meja.
Mardani mengatakan, prestasi keduanya di olahraga menginspirasi siswa berkebutuhan khusus lainnya. Sebut saja Alam yang memenangkan lomba renang NPC 2019. Lalu Dian yang meraih juara 3 lomba bounce pada olimpiade olahraga siswa nasional (O2SN). Kedua atlet ini menyandang tuna grahita.

Sementara itu bagi Lena, berbagai kejuaraan yang dimenangkannya memberi kesempatan gadis berjilbab ini melihat dunia luar. Saat di Bangkok pada pertandingan yang berlangsung Selasa-Sabtu (12-16/11/2019) lalu, Lena merasakan kebahagiaan tersendiri.

"Senang bisa jalan-jalan. Beli kaus di Bangkok. Sebelumnya di Filipina juga senang jalan-jalannya," katanya.
Gembira berada di suasana itu membuatnya terpacu berkompetisi di tingkat internasional. Lena dan Leni tidak lahir di keluarga berada. Untuk bisa bersekolah saja, keduanya harus menempuh jarak lumayan jauh.

"Rumahnya Masaran Sragen. Tapi bersekolah di sini (Karanganyar). Setiap hari keduanya naik bus. Berangkat pukul 05.30 WIB. Sampai sekolah jam 08.00 WIB. Telat karena ngoper angkot dulu yang lama jalannya," ujar Bu Ning.

Bakat Lena ditemukannya tidak secara instan. Berkat bimbingannya dan latihan keras Lena, kompetisi berbagai event yang diselenggarakan SOIna berhasil ditaklukkannya.

287