Home Politik Ombudsman Bentuk Tim untuk Awasi Asuransi BUMN

Ombudsman Bentuk Tim untuk Awasi Asuransi BUMN

Jakarta, Gatra.com - Ombudsman RI membentuk tim untuk mengawasi perusahaan asuransi di bawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyusul maraknya kasus dugaan korupsi di Jiwasraya dan Asabri. Tim itu diketuai oleh Komisioner Ombudsman, Ahmad Alamsyah Saragih.

Ketua Ombudsman RI, Amzulian Rifai menyebut, selain membentuk tim, Ombudsman juga akan menggandeng Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam mengusut kasus megakorupsi itu.

"Kita baru bentuk tim, nanti kita kaji lebih lanjut. Kita nanti akan undang para pihak termasuk OJK dan seterusnya, ya," kata Amzulian saat ditemui di Kemenko Polhukam, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (21/1).

Baca jugaOJK: Kasus Jiwasraya-Asabri Tak Pengaruhi Industri Asuransi

Soal koordinasi dengan OJK, Amzulian mengatakan dalam waktu dua minggu akan memanggil jajaran OJK. Pembentukan tim hingga koordinasi dengan OJK sudah dibahas dalam rapat pleno Ombudsman beberapa waktu lalu.

Amzulian menyayangkan dugaan korupsi di tubuh Jiwasraya sudah begitu banyak dan transaksinya juga sudah menyebar hingga 55 ribu transaksi. Ia berharap, tim bentukan Ombudsman dan OJK bisa mengusut transaksi-transaksi itu.

"Setelah hasil kajian kita memang banyak yang aneh-aneh itu, investasinya ke mana, itu secara lengkap. Tapi kan kami belum bisa sampaikan kepada publik," terangnya.

Baca jugaSri Mulyani Bicara Korupsi Jiwasraya & Asabri Bareng Erick T

Selain Jiwasraya dan Asabri, masih banyak asuransi BUMN yang harus diawasi, satu di antaranya Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Taspen). Namun Amzulian menyebut pihaknya belum menyoroti asuransi itu.

"Belum sampai ke sana. Itu kan saya enggak bisa juga menyampaikan kepada publik. Tapi yang jelas kita bentuk tim karena kita serius melihat asuransi secara umum. Ini kan jangan berulang lagi," papar dia.

Ia juga berharap asuransi BUMN bisa sehat kembali. Sebab, asuransi merupakan sektor potensial untuk menyejahterakan masyarakat.

"Padahal mestinya asuransi dibangun, mereka memiliki asuransi. Sekarang orang malah kapok berasuransi padahal ini sangat potensial," tukasnya. (Efs)

81