Home Kebencanaan Jejak Cakaran Penyerang Ternak di Tapanuli Utara, Mistis?

Jejak Cakaran Penyerang Ternak di Tapanuli Utara, Mistis?

Tapanuli Utara, Gatra.com - Bupati Tapanuli Utara (Taput) Nikson Nababan terus memantau perkembangan hasil penelusuran penyebab kematian hewan ternak warga di Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborong-borong. Berdasarkan hasil sementara saat ini, penyebabnya adalah murni serangan hewan buas, bukan mistis.

"Sesuai informasi Kapolres bersama tim Puslabfor Polda Sumatra Utara dengan hasil temuan di lapangan bahwa kejadian ini bukan mistis. Ini murni adalah ulah binatang buas. Selanjutnya kita akan tetap melaksanaan pemburuan dengan membuat jebakan dan pemantauan melalui pemasangan CCTV di sekitar lokasi," terang Nikson di Rumah Dinas Bupati Taput, Kamis (25/6).

Nikson mengimbau agar penyebab kematian ternak ini jangan dikaitkan lagi dengan mistis, apalagi unsur kriminalitas. Bahwa ini memang murni serangan binatang buas menyerang ternak warga. "Kita akan upayakan sampai binatang buas ini tertangkap sehingga masyarakat dapat kembali nyaman untuk melakukan aktifitas terutama untuk beternak," katanya.

Sebelumnya Kaur Bioser subbid Kimbio Bid Labfor Polda Sumut AKP Rafles Tampubolon bersama dua rekannya yang turun bersama Polres Taput menjelaskan, bahwa penyebab kematian ternak tersebut adalah murni ulah binatang buas. Temuan ini berdasarkan hasil peninjauan ke lokasi kejadian.

"Kami melihat ada pola kerusakan kandang sebagai jebakan dengan tarikan dan dorongan dari bawah tanah. Kami juga investigasi para peternak termasuk warga sekitar mereka mengatakan melihat hewan mirip anjing. Kesimpulan kami bahwa pelaku pembantaian terhadap ternak adalah binatang buas mirip seperti anjing namun lebih besar dari anjing pada umumnya," jelasnya.

Ditambahakannya, hal ini juga sesuai dengan hasil analisa dari foto-foto untuk melihat pola cakaran dan koyakan pada bangkai hewan yang mati. "Selanjutnya BKSDA nanti yang akan menyimpulkan hewan apakah itu. Kita juga telah berkoordinasi dengan mereka terkait benda diduga rambut dan jejak kaki," pungkas Rafles.

477