Home Kesehatan 54 Prajurit TNI AL Sibolga Rapid Test, Semuanya Non Reaktif

54 Prajurit TNI AL Sibolga Rapid Test, Semuanya Non Reaktif

Sibolga, Gatra.com - Sedikitnya 54 orang prajurit TNI Angkatan Laut (AL) Sibolga, Sumatera Utara (Sumut) dilaporkan sudah menjalani rapid test dan seluruhnya dinyatakan non reaktif.
 
"Jadi sudah 54 orang anggota TNI AL Sibolga yang dirapid test, semuanya non reaktif," kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Sibolga, Firmansyah Hulu, dalam keterangan pers di Aula Nusantara Kantor Wali Kota Sibolga, Kamis (25/6).
 
Dalam keterangan pers itu, hadir Sekretaris Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Sibolga, Edipolo Sitanggang, Ketua Harian Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Sibolga, M Yusuf Batubara, Juru Bicara Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Sibolga, Binner Lumban Gaol dan lainnya. Firmansyah Hulu sendiri juga bertindak sebagai Koordinator di Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Sibolga tersebut.
 
Rapid test terhadap prajurit TNI AL Sibolga itu dilakukan sekaitan dengan ditemukannya kasus Positif COVID-19 pada salah satu pasangan suami istri (Pasutri) dari keluarga besar (Kelbes) TNI AL Sibolga tersebut dari hasil Tes Cepat Molekuler (TCM) yang dilakukan oleh pihak Rumah Sakit Umum (RSU) Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara (Sumut). Pasutri Kelbes TNI AL Sibolga itu sendiri tinggal di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) dan masih menjalani perawatan di RSU Tarutung.
 
Ketika kasus itu mencuat, istri dari prajurit TNI AL tersebut merupakan yang pertama dinyatakan Positif COVID-19. Dan ketika mengetahui itu, Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) setempat, Letkol Laut (P) Andris Benhard Marimbun Simare-mare langsung merapid 18 prajuritnya untuk mengetahui sudah sejauh mana penyebaran virus itu, sekaligus untuk memutus mata rantainya. Ke-18 prajurit yang di-rapid test awal itu dianggap orang yang pernah kontak atau dekat dengan suami bersangkutan.
 
Riwayat kontak pasutri Kelbes TNI AL Sibolga itu sendiri kurang dapat diketahui. Firman selaku Kadiskes dan juga Koordinator di Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Sibolga, enggan untuk menyampaikannya. Alaannya karena pasutri tersebut bukan warga Sibolga, sekalipun diakui bahwa yang perempuan merupakan tenaga medis RSU Ferdinand Lumban Tobing (FL Tobing) Sibolga.
 
"Soal itu, siahkan koordinasi dengan Dinkes Tapteng. Karena soal COVID-19, itu berdasarkan azas domisili. Yang penting bagi kita, kalau ada kasus seperti ini adalah memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Itu yang namanya tracing dan kita cepat melakukan tracing untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 ini," tuturnya.
 
Danlanal Sibolga, Letkol Laut (P) sendiri saat itu juga, selain melakukan rapid test terhadap prajuritnya, juga memerintahkan kepada seluruh prajuritnya untuk bekerja dari rumah (Work From Home/WHF). Disamping akan melakukan rapid test terhadap seluruh prajuritnya tersebut. Demikian juga langsung melakukan penyemprotan disinfektan terhadap gedung dan lingkungan Mako Lanal Sibolga.
 
Sementara munculnya kasus baru/pertama COVID-19 di Kota Sibolga, telah membuat kekhawatiran dan kekecewaan semua pihak di kota itu. Utamanya Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Sibolga, yang selama ini telah berjibaku untuk menghempang masuknya virus mematikan itu di Kota Sibolga.
 
Kasus baru atau kasus pertama COVID-19 di kota itu, atas nama (inisial) NS,67, warga Simare-mare. Belum lagi kasus positif COVID-19 Pasutri asal Tapteng tersebut, sekalipun pasutri itu tinggal di Tapteng, tapi mereka bekerja di Kota Sibolga.
 
Penemuan ketiga kasus positif COVID-19 itu merupakan hasil pemeriksaan Tes Molekuler Cepat (TCM) Laboratorium Rumah Sakit Umum (RSU) Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara (Sumut). Oleh karenanya, ketiganya harus menjalani isolasi dan perawatan disana.
 
Menurut Firmansyah Hulu selaku Kadiskes Sibolga, dan juga Koordinator di dalam Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Sibolga, bahwa jalan satu-satunya untuk terhindar dari COVID-19 adalah dengan tetap waspada dan mematuhi Protokol Kesehatan seperti jaga jarak, cuci tangan dan pakai masker serta menghindari hal berkerumun atau mengumpulkan massa. Alasan karena Sibolga tidak Lockdown sehingga tidak ada jaminan atau garansi Sibolga bebas dari COVID-19.
 
"Ini yang harus dipahami masyarakat. Kita tidak bisa menghalangi orang keluar masuk Kota Sibolga karena Sibolga tidak Lockdown. Kalau Sibolga Lockdown, mungkin tidak ada kasus itu. Tapi kan Sibolga tidak lockdown dan itu tidak mungkin. Jadi sepanjang masih masuk orang dan barang di Kota Sibolga atau tidak Lockdown, maka tidak ada jaminan untuk itu. Jalan satu-satunya tetap waspada dan patuhi Protokol Kesehatan," tuturnya.
 
Maka itu Firman tidak merasa kalau pihaknya disebutkan kecolongan dengan munculnya kasus Positif COVID-19 itu di Kota Sibolga. Gugus Tugas Sibolga kata dia selama ini tidak pernah melemah ataupun kendor dalam upaya menangkal masuknya virus mematikan itu di Kota Sibolga. 
 
"Kita tetap bekerja maksimal," tuturnya.
 
Firman mengatakan, dengan sudah masuknya virus itu, Sibolga masih tetap menjalankan tatanan kehidupan kenormalan baru (new normal).
 
"Soal bagaimana cara Gugus Tugas untuk menghempangnya, itu yang sedang kita bahas. Draft peraturan untuk itu dari Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) sudah turun dan itu sedang kita bahas. Intinya tetap bagaimana menjalankan protokol kesehatan selama new normal," tukas Firman.
279