Banyumas, Gatra.com – Umat muslim yang menggunakan kalender Alif Rebo Wage (Aboge) di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah menerapkan standar protokol pencegahan penularan Covid-19 secara ketat dalam pelaksanaan salat Iduladha dan pemotongan hewan kurban, Sabtu (1/8). Mereka menerapkan dua jaga jarak. Jaga jarak dengan Iduladha ketetapan pemerintah, dan jaga jarak protokol Covid-19.

Diketahui, Islam Aboge baru merayakan Iduladha pada Sabtu, atau selang sehari setelah ketetapan pemerintah. Tahun ini, lebaran Iduladha Aboge tiba pada Sabtu Wage.

Imam Masjid yang juga juru kunci Masjid Saka Tunggal, Sulam mengatakan pihaknya menyediakan tempat cuci tangan dan menyetrilkan ruangan sebelum digunakan. Jemaah salat Iduladha juga diwajibkan mengenakan masker. “Jaga jarak juga diberlakukan. Yang diimbau oleh pemerintah kami laksanakan,” katanya.

Pelaksanaan salat Iduladha dilakukan tidak tersentral di Masjid Saka Tunggal. Di pedukuhan lain, umat Islam Aboge juga beribadah jemaah alat Iduladha di masjid, sehingga tak terjadi kerumunan massa berlebihan. “Penyembelihan hewan kurban juga dilakukan terpisah. Tapi saya belum mendapat informasi berapa sapi atau kambing yang dipotong,” ucapnya.

Diketahui, Tahun ini merupakan tahun Wawu yang 1 Suranya (Muharam) tiba pada Senin Kliwon. Perhitungannya, lebar Iduladha adalah hari keempat pasaran kesatu. Dengan begitu, Iduladha atau Besar Aboge tiba pada Sabtu, 1 Agustus 2020.

Diketahui, di Cikakak terdapat kurang lebih 5.000 penganut Islam Aboge. Secara ritual keagamaan, tak ada yang berbeda dari umat Islam pada umumnya. Akan tetapi, muslim di Cikakak menggunakan kalender Aboge, yang diperkirakan merupakan penggabungan penanggalan Syamsiah (matahari) dan Qomariah (bulan). Penanggalan Aboge diyakini merupakan ilmu peninggalan Mataram masa Sultan Agung.