Jakarta, Gatra.com - Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo menilai, proyeksi pemerintah untuk pertumbuhan ekonomi, baik domestik maupun nasional mengambang dan terlalu kontradiksi. Pasalnya, pemerintah dalam hal ini Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya sempat menyatakan perekonomian Indonesia dan dunia akan membaik di tahun 2021 nanti.
Namun, perbaikan kondisi ekonomi itu akan selalu diliputi oleh ketidakpastian yang diakibatkan oleh wabah Covid-19. Selain itu, kondisi perekonomian di tahun depan akan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan vaksin Covid-19.
"Kalau kita lihat satu persatu kata ini, ini kata-kata ngambang semua. Dia (Sri Mulyani) bilang pertumbuhan ekonomi dunia akan membaik, tapi tidak pasti. Kemudian ada kata kunci soal vaksin dan pemulihan ekonomi," katanya, di Jakarta, Sabtu (5/9).
Andreas bilang, seharusnya pemerintah bisa lebih meyakinkan masyarakat dan dunia usaha, bahwa perekonomian nasional tahun 2021 akan membaik tanpa ketidakpastian.
Hal itu dapat dilakukan dengan memaksimalkan pembiayaan melalui instrumen-instrumen yang terdapat di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Seperti untuk membiayai penelitian lembaga-lembaga riset dalam hal pengembangan vaksin Corona.
"Makanya, kita harus identifikasikan itu. Dan kita juga harus mencatatnya ke situ. Saya melihat dalam kasus ini, kalau saja kita bisa mengatasi masalah ini, ini akan menjadi obat untuk bisa memerangi wabah. Dan kemudian kita bisa jual juga obat ini. Ini yang berkaitan sama pembiayaan," jelasnya.
Tidak hanya itu, dengan Indonesia bisa menciptakan vaksin Covid-19, bisa digunakan untuk menambah pemasukan negara.
"Saya punya keyakinan satu tahun ke depan, vaksin akan bisa menjadi sumber pemasukan untuk negara," tutup Andreas.