Jakarta, Gatra.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim memastikan bahwa Kemendikbud akan meningkatkan total anggaran yang akan disalurkan ke Perguruan TInggi Negeri (PTN) dan Perguran Tinggi Swasta (PTS) sebesar 70%.
Jika di tahun 2020 Total anggaran yang disalurkan ke PTN dan PTS sebesar Rp2,9 triliun, maka tahun depan jumlahnya akan menjadi Rp4,95 triliun.
Menurut Nadiem, penambahan tersebut akan terbagi dalam tiga skema, yakni Rp250 miliar melalui Matching Fund, Rp500 miliar untuk Competitive Fund, dan Rp1,3 triliun dari Tambahan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN), Bantuan Pendanaan Perguruan Tinggi Badan Hukum (BPPTN BH), dan Insentif Kinerja.
"Tetapi, peningkatan anggaran ini komponen terbesarnya harus berdasarkan kinerja dan berdasarkan program dan berbasis proposal yang baik dan berbasis misi diferensiasi masing-masing Perguruan Tinggi. Jadinya, kita akan tingkatkan anggaran, tapi dalam kondisi-kondisi bahwa peningkatan yang ingin kita harapkan itu tercapai," kata Nadiem dalam Taklimat Media Daring, Selasa (3/11).
Dalam melakukan peningkatan anggaran tersebut, Nadiem berujar bahwa ada tiga tujuan utama yang ingin dicapai. Pertama adalah lulusan yang bisa produktif mendapatkan pekerjaan dalam waktu singkat dan punya penghasilan yang layak.
Tujuan Kedua, adalah untuk para dosen agar lebih mengerti kebutuhan dan kompetensi yang relevan untuk lulusan Perguruan Tinggi nantinya, sehingga akan sesuai dengan kebutuhan rill di sektor di masyarakat dan industrtri.
Ketiga, kurikulum dan pembelajaran yang lebih mengasah keterampilan yang dibutuh akan di masyarakat yakni kemampuan kolaborasi dan pemecahan masalah, paparnya.
Nadiem menuturkan bahwa Kemendikbud telah menetapkan delapan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang akan menjadi landasan transformasi Pendidikan Tinggi yang diharapkan lewat kebijakan Merdeka belajar Episoden 6 tersebut.
Sebelumnya, begitu banyak indikator dan begitu banyak arah yang terkadang bisa membingungkan dan kadang membuat administrasi Perguran tinggi yang sangat besar. "Jadi, kami sederhanakan dengan 8 IKU saja, ini yang kami maksud sebagai indikator utama yang akan menghasilkan perubahan terbesar seperti yang dikatakan Presiden Joko Widodo," pungkasnya.