Home Ekonomi Desa Harus Cari Alternatif Sumber Pendapatan

Desa Harus Cari Alternatif Sumber Pendapatan

Sragen, Gatra.com - Pemerintah desa tak boleh hanya mengandalkan bantuan keuangan pemerintah pusat dalam mencukupi kebutuhan rutin maupun stimulasi lainnya. Dibutuhkan inovasi dengan memaksimalkan sumber daya yang didukung kemitraan.

Hal itu disampaikan Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat meresmikan Waterboom Jambangan Permai di Desa Kaliwedi, Kecamatan Gondang, Sragen, Jawa Tengah, Jumat (26/3). Kolam renang terpadu UMKM tersebut adalah salah satu unit usaha BUMDes Karya Mandiri di Desa Kaliwedi.

"Desa harus memacu pendapatannya dengan berbisnis. Kondisi saat ini, DAU dan DAK dari pemerintah pusat ke daerah dikurangi. Pemerintah pusat sudah terkuras keuangannya untuk penanganan Covid-19, seperti memenuhi kebutuhan vaksinasi. Apapun yang terjadi di pemerintah pusat pasti berimbas ke desa. Apabila Dana Desa (DD) menurun, maka desa harus punya sumber pendapatan lain," kata Yuni, demikian ia akrab disapa.

Ia mengapresiasi upaya pemerintah desa Kaliwedi dalam menjawab tantangan ke depan. Yuni berharap desa lain mengikutinya.

"Semua sektor terdampak pandemi. Tapi pasti ada celah bagi yang mau berfikir maju dan berusaha," katanya.

Sementara itu Kades Kaliwedi, Daryono mengatakan bukan perkara mudah memaksimalkan pendapatan asli desa. Unit usaha BUMDes yang dirintis sejak 2013, berjalan tertatih. Diawali usaha pembiayaan, ternyata modal hampir habis karena pengelolaan kurang bagus.

"Simpan pinjam dari semula modalnya Rp25 juta tinggal Rp2,5 juta saja. Banyak yang meminjam tapi sulit mengembalikan. Lalu dengan berjalannya waktu, manajemen diperbaiki. Simpan pinjamnya menyentuh sampai ke pedagang pasar. Ditambah modal bantuan dari Pemprov, kini kas BUMDes mencapai Rp1 miliar. Silpa Rp195 juta. Dari situ bisa membantu penanganan Covid-19 di desa," katanya.

Unit usaha Waterboom digadang-gadang menambah pendapatan BUMDes secara signifikan. Modal pengembangan wahana itu Rp1,2 miliar bersumber Dana Desa Rp350 juta dan pinjaman perbankan Rp850 juta. Pengembangannya berupa pembuatan kolam bagi pengunjung usia dewasa dan agrobisnis. Tersedia lahan milik desa berukuran lebih dari 4 ribu meter persegi, dimana telah terpakai untuk kolam renang. Sedangkan sisanya untuk kebun kelengkeng dan rumput pakan ternak. Sedang digarap peternakan sapi dan kambing serta perikanan lele dengan menggandeng petani ternak milenial.

"Desa berinvestasi yang diambilkan dari Dana Desa Rp250 juta di tahun ini. Itu tidak mengganggu belanja DD yang sejumlah Rp790 juta itu. Meski sudah terserap untuk penanganan Covid-19 dan BLT," katanya.

Daryono mengatakan unit usaha BUMDes lainnya juga diandalkan mengisi PADes, seperti toko daring dan Pamsimas.

"Keuntungan BUMDes tahun lalu Rp190 juta dari simpan pinjam, Pamsimas dan toko online. Kalau dari Waterboom belum bisa diprediksi. Tapi targetnya sampai 2023, semua fasilitas sudah komplit di kolam renang. Rencananya menarik tiket masuk Rp10 ribu. Yang 5 ribu untuk operasional dan Rp5 ribu lagi dibelanjakan produk UMKM," katanya.

 
 
474