Home Gaya Hidup Tren Sayuran Hidroponik, Unja Beri Bantuan Bibit

Tren Sayuran Hidroponik, Unja Beri Bantuan Bibit

Batanghari, Gatra.com – Universitas Jambi (Unja) memberikan bantuan bibit sayuran hidroponik kepada warga Desa Rambahan, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batanghari, Jambi. Bantuan bibit sayuran hidroponik berjumlah 15 kotak. Sejumlah bibit itu diserahkan oleh Dosen Pertanian yaitu Dr. Dra. Heriberta, M.E dan Dr. Eliyanti. 

"Memang ada bantuan dari Unja berupa bibit sayuran hidroponik jenis selada dan sawi," kata Pj Kepala Desa Rambahan, Boni Bonanza dikonfirmasi Gatra.com, Jumat (24/9).

Penyerahan bibit sayuran hidroponik turut disaksikan Wakil Ketua TP-PKK Batanghari Nuraini Zubir Bakhtiar. Warga penerima bantuan dapat pemaparan langsung cara menanam, merawat hingga memupuk.

Wakil Ketua TP-PKK Batanghari Nuraini Zubir Bakhtiar mengucapkan terima kasih atas bantuan bibit sayuran hidroponik dari Fakultas Pertanian Unja. (GATRA/Ist) 

"Meski lahan pertanian Desa Rambahan masih luas, masyarakat mulai minat menggeluti budidaya tanaman hidroponik. Jenisnya berupa tanaman sayuran dan tanaman obat-obatan," jelas Boni.

Desa Rambahan memiliki potensi lahan pertanian yang masih sangat luas. Namun prospek pemanfaatan lahan sempit seperti pekarangan rumah menjadi tren tersendiri. Dengan sistem hidroponik, maka tanaman relatif lebih cepat tumbuh kembang. Sebab, unsur hara dalam larutan dapat secara optimal dimanfaatkan sepenuhnya oleh tanaman, sehingga daun lebih lebar, daging buah lebih besar dan kokoh.

Unja juga pernah memberikan bantuan bibit aren sejak 2019. Wajar, sebab Desa Rambahan memang memiliki pohon aren tua.

Pada Juli 2020 silam pihak Unja melakukan pemetaan tanaman aren di desa tersebut. Hasil pemetaan menunjukkan jumlah tanaman aren di desa tersebut tak sampai 100 batang. Akibatnya gagal menjadi sentra aren, karena butuh minimal 250 batang tumbuh kembang.

Adakalanya satu petani mampu menghasilkan 50 batok gula aren dalam sehari. Sedangkan masa panen aren sewaktu pohon memasuki usia 7 tahun. Harga jual aren petani berkisar Rp7.000 per satu batok.  Hasil panen diolah menjadi gula aren, gula semut, air aren, dan gula cair. Pihak desa pernah coba berdagang produk aren melalui BUMDes, tapi belum maksimal.

523