Home Info Pendidikan Hari Guru: Tidak Ada Lagi Guru yang Digaji Rp100 Ribu

Hari Guru: Tidak Ada Lagi Guru yang Digaji Rp100 Ribu

Blora, Gatra.com - Momentum peringatan Hari Guru Nasional tahun ini, Persatuan Guru Tidak Tetap dan Pegawai Tidak Tetap (GTT/PTT) Progata Kabupaten Blora mengajukan 4 tuntutan kepada pemerintah. Mereka meminta tidak ada lagi guru yang digaji Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu setiap bulannya.

Ketua Progata, Aries Eko Siswanto mengatakan, kesejahteraan guru sudah menjadi tuntutan Progata sejak awal. Ia berharap pemerintah bisa memberikan gaji layak bagi guru minimal setara Upah Minimal Kabupaten (UMK). "Gaji sesuai masa kerja, tertinggi sesuai UMK," kata Aries melalui saluran telepon, Kamis (25/11).

Selain itu, tuntutan lain yang disampaikan adalah, jaminan kesehatan dan ketenagakerjaan, Peserta seleksi PPPK guru tahun 2021 yang sudah Passing Grade (PG) mendapat formasi tahun 2022 serta menuntut penyelesaian GTT PTT menjadi PPPK di tahun 2023.

"Itu pernyataan resmi kami. Dan sudah kami sampaikan secara langsung kepada Pemkab Blora," jelasnya.

Arief berharap, dalam momen peringatan hari guru ini, pemerintah bisa lebih berpihak terhadap kesejahteraan dan nasib para guru honorer. Terlebih saat ini masih banyak guru honorer yang sudah lulus PG PPPK tidak mendapatkan formasi.

"Meski sudah ikut PPPK, tapi banyak teman-teman kami yang tidak mendapatkan formasi. Dan kami minta tahun depan mereka yang sudah lolos PG diberi formasi tanpa harus ikut test kembali," pintanya.

Terpisah, ketua PGRI Blora, Sintong Jaka Kuswara mengatakan PGRI akan terus berupaya mendorong pemerintah untuk memberikan kesejahteraan bagi guru honorer. Termasuk mengangkat mereka menjadi PPPK.

"Dulu mas Nadiem pernah menyampaikan kebutuhan guru 1 juta, ternyata yang mendaftar 500 ribu sekian, yang terbuka formasi 300 ribu sekian yang keterima baru 173 ribu sekian. Itu saja kalau diangkat semua, masih kurang 500 ribuan, iya tidak," jelas Sintong.

Sintong mengharapkan di momen hari guru ini, pemerintah bisa lebih menghormati pengabdian pada guru honorer tersebut.

"Mereka sudah mengabdi sekian lama, hormatilah. Kalau hanya dipakai acuan untuk menghadapi komputer di depan maka sejak itu pula mereka yang sudah berumur tidak bisa mencapai apa yang ditargetkan pemerintah," tandasnya.


 

1223