Home Keuangan Gen Z Lebih Pilih e-Wallet daripada ATM Bank

Gen Z Lebih Pilih e-Wallet daripada ATM Bank

Jakarta, Gatra.com– Hanya 35,4% Generasi Z yang memiliki dan menggunakan ATM bank dalam aktivitas keuangannya. Dalam survei “Perilaku Keuangan Gen Z dan Y” yang dilakukan Zigi bersama Katadata Insight Center (KIC), generasi ini mayoritas menggunakan e-Wallet (68%). Selain ATM, kepemilikan rekening pada generasi ini juga kalah dari e-Wallet.

Manajer Riset Katadata Insight Center (KIC), Vivi Zabkie mengatakan alasan penggunaan e-Wallet paling banyak adalah karena mudah digunakan, faktor keamanan, hemat waktu, ada promo dan pembukaan akun yang mudah. 

“Alasan kepraktisan ini muncul dalam beberapa riset kami terkait keuangan digital. Apalagi membuka akun e-Wallet sangat mudah dibanding rekening dan ATM, terutama rekening & ATM bank konvensional,” ujar Vivi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (13/1).

Survei Perilaku Keuangan Gen Z dan Y oleh Zigi & KIC dilakukan online terhadap 5.204 responden yang tersebar di 34 provinsi. Survei dilakukan pada 6-12 September 2021 lalu dengan uraian 55% responden dari Generasi Y, Generasi Z (32,5%), Generasi X (12%) dan Baby Boomer (0,5%).

Generasi Z dalam survei ini berusia 15 - 22 tahun dan berjumlah 1.692 responden. Sedangkan Generasi Y berusia 23 - 38 tahun dengan jumlah 2.862.

Dari survei ini juga menemukan jika rekening bank digital mulai banyak dilirik. Dimana rekening digital digunakan oleh 24,3% responden. Sedangkan jika dilihat berdasarkan kelompok generasinya maka, penggunaan atau pembukaan jenis rekening bank pada Gen Z dan Gen Y sedikit berbeda.

Jika pada generasi millenial rekening bank yang banyak dimiliki adalah berasal dari bank konvensional (45,7%) dibanding rekening bank digital (27,5%), maka pada Generasi Z, kepemilikan rekening bank konvensional dan digital nyaris berimbang.

Sebanyak 19,6% Gen Z punya rekening bank konvensional, lalu bank digital 18,5%. Menurut Vivi, ini menunjukkan bisa jadi di masa mendatang, kepemilikan rekening bank digital adalah hal yang umum atau biasa. 

Survei Zigi mepngenai perilaku keuangan ini juga menggali perilaku keuangan kedua kelompok generasi ini dalam memanfaatkan fasilitas kredit/paylater. Dalam survei yang dilakukan secara online dengan responden berasal dari 34 propinsi ini, 13,8% responden pernah memanfaatkan fasilitas kredit/paylater.

Pada Generasi Y, paylater digunakan 16,5% responden sedang pada Gen Z, terdapat 9,7% yang menggunakannya. Gen Y dan Gen Z memanfaatkan fasilitas kredit saat pembelian barang/produk ini untuk prioritas berbeda.

MPada Generasi Millenial, 49% responden mengatakan menggunakan kredit/paylater untuk membeli handphone. Lalu 46,4% menggunakanya untuk membeli produk fashion, pulsa (42,6%), dan elektronik (44%).  

Generasi Z yang menggunakan kredit/paylater membeli kebutuhan fashion jauh lebih banyak dibanding generasi sebelumnya. Sebanyak 61% Gen Z mengatakan menggunakan paylater untuk membeli produk fashion seperti baju, celana, sepatu dan lainnya. 

Lebih setengah responden Gen Z juga membeli pulsa (56,6%) dengan kredit. Sedang untuk kebutuhan lain seperti membeli gadget dan elektronik hanya dilakukan kurang dari seperempat responden (di bawah 25%).

“Pada Generasi Z selain fashion, tampaknya kebutuhkan komunikasi menjadi prioritas dan paling banyak menyedot keuangan. Ini terlihat dari uraian kebutuhan rutin bulanan generasi ini,” ujar Vivi.

Dari 1.692 responden Generasi Z dari usia 15-22 tahun yang ikut dalam survei ini, sebanyak 72,9% menyebut biaya komunikasi (pulsa dan internet) sebagai kebutuhan rutinnya. Diikuti belanja bahan makanan (51,2%), bahan bakar (34,9%) dan membayar tagihan rutin (32,3%).

Adapun pada generasi di atasnya, Gen Y, biaya komunikasi menempati tempat kedua dengan 75,9% menyebut biaya ini sebagai kebutuhan ini rutinnya. Sedang biaya makanan disebut oleh 77,2% atau kebutuhan rutin pertama.

1301