Jakarta, Gatra.com - Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut bahwa Indonesia sudah mampu membuat bahan bakar nuklir untuk Reaktor Serba Guna, GA Siwabessy yang berada di Kawasan Nuklir Serpong di Tangerang Selatan, Banten, secara mandiri.
"PT INUKI (PT Industri Nuklir Indonesia) sudah bisa membuat bahan bakar sendiri sejak tahun 1990-an. Artinya secara kemampuan untuk fabrikasi bahan bakar, Indonesia sudah sangat mampu," kata pranata nuklir ahli utama ORTN BRIN Suryantoro dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Rabu (23/3).
Suryantoro mengatakan bahwa dalam pengoperasian Reaktor Serba Guna GA Siwabessy berlangsung selama 30 tahun lebih dan sejauh ini belum pernah terjadi kecelakaan. Itu artinya, bahan bakar karya anak bangsa sudah sangat sesuai dengan standar internasional.
Dalam pengoperasional sehari-hari Reaktor Serba Guna GA Siwabessy, lanjut Suryantoro, dijalankan menggunakan kapasitas besar 15 MW untuk dapat efisiensi. Kapasitas itu mencukupi untuk menjalankan sejumlah kegiatan diantaranya kegiatan penelitian, produksi isotop untuk bidang industri hingga kesehatan, tes maupun uji material dan percobaan ilmu pengetahuan.
"Dijalankan sepenuhnya tenaga ahli Indonesia, reaktor- reaktor nuklir yang dikelola ORTN telah berfungsi selama puluhan tahun dengan aman dan selamat tanpa mengalami insiden," katanya.
Suryantoro mengungkapkan dalam proses pengamanan di reaktor nuklir memakai sistem keselamatan berlapis, untuk meminimalisir dampak kerusakan ke manusia dan lingkungan sekitar.
Selain itu, lanjut Suryantoro ORTN BRIN juga sudah mampu mengelola limbah radioaktif dari seluruh wilayah Indonesia.
Limbah radioaktif tersebut misalnya antara lain berasal dari kegiatan industri yang menggunakan zat radioaktif, seperti Cobalt 60, Caesium-137, dan Crypton-85 serta limbah yang berasal dari penggunaan zat radioaktif di rumah sakit, khususnya dari bidang kedokteran nuklir.
Suryantoro menyebut pemanfaatan energi nuklir di Indonesia saat ini sudah cukup optimal terutama di bidang non energi, yakni bidang kesehatan, industri, pertanian dan akselerator untuk energi listrik.
Di bidang kesehatan, teknologi nuklir bisa dimanfaatkan untuk terapi dan diagnosis penyakit kanker yang sudah digunakan di rumah sakit.
Adapun di bidang pertanian, diperoleh varietas unggul seperti kedelai dan padi. Sedangkan bidang industri, pemanfaatan teknologi nuklir berkaitan dengan penggunaan zat radioaktif.