Home Sumbagsel Indek Pertanaman Naik, Namun Harga Gabah Petani di Muba Masih Rendah

Indek Pertanaman Naik, Namun Harga Gabah Petani di Muba Masih Rendah

Sekayu, Gatra.com -Sebagai upaya mendukung kedaulatan pangan nasional, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) merealisasi luas tanam padi berkisar 78.000 Ha pertahun. Luasan itu terdiri dari beberapa topologi lahan, yaitu padi sawah pasang surut, padi sawah lebak dan padi sawah tadah hujan.

Plt Bupati Muba, Beni Hernedi mengatakan lebih kurang 56 persen merupakan padi sawah pasang surut dan sebagian besar berada di Kecamatan Lalan.

"Alhamdullilah Muba saat ini berhasil melaksanakan indek pertanaman (IP) 200 dan IP 300 berupa padi dan jagung. Ini berkat kerja keras semua pihak dan didukung alat mesin pertanian modern, yang bantu percepat pengolahan lahan dan penanganan pasca panen dengan baik," ujarnya saat melakukan panen raya padi dan tanam Indeks Pertanaman 200 di persawahan pasang surut di Desa Perumpung Raya Kecamatan Lalan, Kamis (31/3).

Beni menyampaikan, masalah utama petani tanaman pangan saat ini yaitu turunnya harga gabah/beras, pada saat panen dibawah harga HPP.

Maka itu, Pemkab Muba akan berusaha maksimal agar gabah atau beras petani Muba dapat dikonsumsi oleh masyarakat Muba dengan cara, semua pegawai pemerintah diimbau membeli dan konsumsi beras petani Muba.

"Kemudian kebijakan agar semua perusahaan perkebunan melalui koperasi perusahaan yang bertugas, memenuhi kebutuhan bahan pokok karyawannya di lahan perkebunan untuk beli dan menyalurkan beras yang berasal dari petani Muba untuk di konsumsi karyawannya," jelas Beni.

Tak hanya itu, pasar-pasar tradisional, minimarket dan toko-toko sembako diimbau untuk menyalurkan beras-beras petani Muba. Selain itu juga bantuan sembako baik itu bantuan masyarakat miskin, pasar murah dan bansos agar menggunakan beras dari petani Muba.

"Ini semua harus kita lakukan agar para petani padi dapat menikmati hasil yang layak, guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya," ujarnya.

Sementara itu, menurut laporan Kepala Dinas TPHP Muba Ir A Thamrin, bahwa pembangunan pertanian tanaman pangan di Kabupaten Muba ditujukan pada peningkatan produksi tanaman padi dan jagung dengan cara meningkatkan indeks pertanaman dari IP 100 menjadi IP 200 dan sampai dengan IP 300 guna meningkatkan produktivitas per hektar.

"Luas lahan sawah di Kabupaten Muba 40.544,68 Ha yang terdiri dari lahan pasang surut, rawa lebak dan tadah hujan. Lahan pasang surut yang ada di Kecamatan Lalan seluas 23.887,16 Ha dengan IP 100, IP 200 dan IP 300," jelasnya.

Thamrin menambahkan, realisasi tanaman padi Kabupaten Muba pada tahun 2021 seluas 77.895 Ha, dengan produktivitas 50,90 kw/ha. Produksi padi sebanyak 394.026 ton gabah kering panen (GKP), setara dengan 203.199 ton beras. Sedangkan konsumsi masyarakat hanya 57.551 ton pertahun sehingga Kabupaten Muba surplus sebanyak 145.648 ton beras.

Kabupaten Muba saat ini sedang memasuki musim panen padi tetapi harga gabah dan beras di tingkat petani jatuh, pada saat ini harga gabah kering panen di tingkat petani hanya kisaran Rp3.700 sampai Rp3.800,- jauh dari harga patokan pemerintah (HPP) Rp4.200/kg GKP sedangkan harga beras di tingkat petani kisaran Rp7.800 sampai Rp8.000,-/kg, sedangkan HPP beras pemerintah Rp12.000- Rp13.000/ kg.

"Karena itu kami mohon kepada pemerintah melalui Bulog agar melakukan serapan gabah petani dengan harga HPP pemerintah. Kegiatan penanaman padi IP 200 dan IP 300 ini akan kita tumbuh kembangkan yang ditunjang dengan kegiatan pemberian bantuan sarana produksi seperti, benih padi varietas unggul baru, pupuk, pupuk hayati, herbisida, termasuk bantuan alsintan (pra panen dan pasca panen)," bebernya.

1123