Surabaya, Gatra.com- Rempah merupakan kekayaan asli Bumi Pertiwi Indonesia. Sejak dahulu kala, rempah Indonesia merupakan aset "mewah". Hal itulah yang membuat Bumi Nusantara dahulu terpandang dan terus didekati oleh banyak negara besar untuk dikuasai kekayaan rempahnya.
Selain itu, Indonesia juga telah terkenal sejak dahulu memiliki Jalur Rempah yang memiliki peranan yang sangat penting, baik bagi dunia maupun bagi Indonesia sendiri. Jalur Rempah dikenal sejarah sebagai jaringan perdagangan terbesar dunia, menciptakan simpul-simpul Keindonesiaan antar-wilayah di Nusantara dan menjadikan Indonesia sebagai wilayah strategis dalam perdagangan dunia.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan bahwa kekayaan rempah-rempah di Indonesia harus bisa kembali membawa Indonesia berjaya di tingkat dunia.
Hal itu disampaikan Muhadjir dalam pidato sambutan kedatangan KRI Dewaruci dalam kegiatan Muhibah Budaya Jalur Rempah Tahun 2022, di Dermaga Madura Tengah Koarmada II Surabaya, Jawa Timur, pada Jumat (1/7).
"Hampir seluruh hamparan Nusantara ini memproduksi rempah-rempah dengan berbagai macam jenis kekayaan. Dan ini harus memiliki andil besar dalam mengangkat keharuman Bangsa Indonesia," ujar Menko PMK.
Lebih lanjut, Menko Muhadjir menjelaskan bahwa kekayaan rempah yang tersimpan di Indonesia harusnya bisa dimaknai sebagai peluang menumbuhkan ilmu pengetahuan dan kebudayaan berbasis kekayaan rempah.
"Hal ini mengingatkan kita pada arahan dan pesan Bapak Presiden Jokowi, bahwa bangsa kita ialah bangsa maritim, dan berangkat dari kekayaan kebudayaan dan kekayaan hayati kita, Indonesia memiliki peluang besar untuk menumbuhkan ilmu pengetahuan yang berbasis dari peradaban Indonesia," ucapnya.
Sebagai informasi, kegiatan Muhibah Budaya Jalur Rempah tahun 2022 terselenggara berkat kerjasama Kemendikbud Ristek dengan TNI-AL. Kegiatan ini berlangsung selama 1 bulan, sejak 1 Juni-1 Juli 2022. Selama sebulan, Muhibah Jalur Rempah yang menumpangi kapal KRI Dewaruci akan menempuh jarak 3.289 mil laut.
Kegiatan ini diikuti oleh putra-putri terbaik dari 34 provinsi di Indonesia. Peserta pelayaran ini disebut Laskar Rempah. Total laskar rempah yang mengikuti pelayaran sebanyak 143 orang. Pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah telah selesai dilaksanakan dengan melalui tujuh titik singgah, yaitu: (1) Surabaya, (2) Makassar, (3) Baubau dan Buton, (4) Ternate dan Tidore, (5) Banda Neira, (6) Kupang, dan (7) Mojokerto.
Menko PMK berharap, pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah dapat berlanjut di tahun-tahun mendatang. Menurutnya, kegiatan ini menjadi wadah positif untuk pertemuan para pelaku budaya lintas-daerah, serta sebagai sarana diplomasi dan kampanye untuk mengangkat spirit kejayaan rempah kita.
"Selanjutnya saya berharap dan mendukung penuh Jalur Rempah ini dapat diajukan sebagai warisan dunia (World Heritage) kepada UNESCO," pungkasnya.
Dalam kegiatan tersebut, hadir Pangkoarmada II Laksda Hutabarat, Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid, Jajaran Eselon I dan II dari Kemendikbudristek, Kemenko PMK, serta jajaran prajurit dari Koarmada II Surabaya.