Jakarta, Gatra.com - Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan, menyebut harga kedelai pada akhir Desember bisa ditekan ke Rp10.000 - Rp11.000 per kilogram. Hal itu sejalan dengan penambahan kuota importasi kedelai oleh Bulog hingga 350 ribu ton.
"Kita sudah ratas (rapat terbatas) dipimpin Pak Presiden, memerintahkan kepada Bulog. Bulog akan impor 50.000 ton plus 300.000 ton jadi 350.000 ton. Ada subsidi nanti 350.000 ton itu harga belinya Bulog itu Rp11.000 - Rp12.000 tapi dijual Rp10.000 per kilogram," ujar Zulhas saat meninjau stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Senin (7/11).
Menurutnya, harga kedelai yang tinggi saat ini hingga Rp13.000 per kilogram merupakan stok yang dikirim di bulan-bulan sebelumnya yakni pada Juli - Agustus 2022 saat harga kedelai di pasar global sedang tinggi.
Baca Juga: Pemulihan Ekonomi: Zulhas Minta Semua Lini Bekerja sama
Zulhas menyebut, kedelai impor yang saat ini tengah dipesan oleh Bulog diperkirakan baru akan tiba 40 hari kemudian. Karena itu, ia menargetkan harga kedelai turun menjadi Rp10.000 - Rp11.000 per kilogram pada akhir Desember.
Kepala Badan Pangan Nasional (National Food Agency/NFA), Arief Prasetyo Adi menyatakan berdasarkan prognosa pangan NFA, stok kedelai nasional saat ini hanya cukup hingga pertengahan bulan November 2022.
Menurutnya, pembaruan ketersediaan stok kedelai selalu dilakukan dengan mengacu data early warning system (ews) NFA yang dipadukan dengan data Inatrade Kementerian Perdagangan untuk mengetahui volume realisasi impor kedelai dan stok riil di lapangan.
Adapun kebutuhan kedelai nasional per tahun mencapai sekitar 2,5 - 3 juta ton. Sementara Arief menyebut total realisasi impor saat ini sekitar 700 ribu ton.
"Realisasi impor sekitar 700 ribu ton, kemudian ada stok dari tahun sebelumnya, jadi kalau stok masih aman," ujarnya.
Importasi oleh Bulog, nantinya diklaim dapat menstabilkan harga kedelai di tingkat perajin tahu dan tempe. Bulog dapat melakukan importasi langsung dari negara-negara sumber seperti Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara produsen kedelai di kawasan Amerika Latin.
Kendati, selain melakukan impor langsung, Arief menyebut Bulog juga dapat melakukan pembelian kedelai dari importir yang sudah ada sebelumnya.
"Ini juga sudah kita undang beberapa pelaku usaha kedelai (importir) supaya bisa bantu sekarang," terangnya.
Baca Juga: Menkop UKM Dorong Perempuan Tingkatkan Kontribusi Pemulihan Ekonomi
Karena itu, Arief pun yakin harga kedelai di akhir November - Desember 2022 akan turun. Selain itu, Arief menambahkan, bahwa pemerintah tetap akan menggelontorkan subsidi kedelai sebesar Rp1.000 per kilogram kepada perajin tahu tempe hingga akhir Desember 2022.
Ia memastikan sebanyak 20 ribu ton kebutuhan kedelai bulanan para perajin tahu dan tempe yang tergabung dalam Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) akan dipenuhi melalui skema subsidi Rp1.000 per kilogram
"Tapi kami memang siapkan sampai dengan 200 ribu ton, artinya enggak usah kawatir, perajin tahu tempe itu tetap mendapatkan subsidi dari pemerintah sampai dengan akhir tahun 31 Desember ini," imbuhnya.
Adapun berdasarkan Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional mencatat harga kedelai saat ini per 7 November 2022 mencapai Rp14.510 per kilogram.