Jakarta, Gatra.com - Sekretaris Jenderal Pusat Koperasi Produsen Tempe dan Tahu (Puskopti) DKI Jakarta, Hedy Kuswanto, mengatakan mulai hari ini perajin tahu mulai produksi, pasca-mogok selama dua hari sejak Senin lalu (5/12).
Hedy menyebut aksi mogok produksi dilakukan para perajin tahu yang tergabung dalam Sedulur Pengrajin Tahu Indonesia (SPTI) se-Jabodetabek lantaran harga kedelai yang makin melonjak.
Per akhir November 2022, Hedy menyebut harga kedelai sudah tembus Rp14.000 per kilogram, bahkan sejumlah perajin mengaku membeli seharga Rp14.500 per kilogram.
"Hari ini semua produsen tahu sudah beraktivitas seperti biasa, dan besok atau nanti malam sudah banyak tahu di pasaran," ungkap Hedy kepada Gatra.com melalui pesan aplikasi Whatsapp, Rabu (7/12).
Selain mogok produksi selama dua hari lalu, menurut Hedy, para perajin tahu SPTI Jabodetabek mulai menaikkan harga tahu per hari ini. Adapun berdasarkan surat edaran SPTI yang diterima Gatra.com, perajin sepakat menaikan harga tahu putih sekitar Rp100 - Rp300 per potong, atau naik Rp5.000 per papan.
"Komunitas SPTI Jabodetabek sepakat untuk menaikkan harga jual agar bisa untuk menutupi biaya produksi," kata Hedy.
Hedy pun mengimbau kepada suluruh perajin tahu dan tempe untuk merapatkan barisan ke Koperasi Perajin Tahu dan Tempe terdekat untuk mendapatkan program subsidi harga pembelian kedelai Rp1.000 per kilogram. Dengan demikian, perajin, kata dia, mendapatkan kedelai seharga Rp13.000 per kilogram.
Mendag Akui Harga Kedelai Mahal
Merespons protes perajin tahu soal kenaikan harga kedelai, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas mengakui harga kedelai mahal. Kendati, ia membantah soal kabar tahu akan menjadi langka di pasaran.
"Enggak [langka], saya masih makan tahu tadi pagi. Jangan manas-manasin," ujar Zulhas kepada awak media di Kantor Kementerian Perdagangan, Rabu (7/12).
Zulhas menegaskan pihaknya telah menugaskan Perum Bulog untuk mengimpor 350 ribu ton kedelai tahun ini. Adapun akhir Desember ini, Zulhas memastikan harga kedelai akan turun di tingkat perajin menjadi kisaran Rp10.000-Rp11.000 per kilogram karena adanya subsidi Rp1.000 per kilogram.
"Tapi belum sampai. Impornya dari Amerika sana perlu waktu 45 hari, mungkin [sampai] akhir Desember. Sudah dikasih tugas subsidi Rp1.000. Bulog harga belinya Rp12.000 (per kilogram), tapi jualnya Rp11.000. Kalau belinya Rp11.000, jualnya Rp10.000," imbuh Mendag.