Moskow, Gatra.com - Presiden Rusia Vladimir Putin menyambut baik kesediaan China untuk memainkan "peran konstruktif", dalam menyelesaikan krisis Ukraina. Penjelasan tersebut diungkapkan Putin dalam sebuah artikel yang dirilis pada hari Minggu, menjelang kunjungan Presiden China Xi Jinping.
Kremlin dalam sebuah artikel yang ditulis surat kabar China, Putin menyebut Xi sebagai "teman lama yang baik" dan mengatakan bahwa Rusia memiliki harapan besar untuk kunjungannya. Kunjungan pertama pemimpin China ke Rusia ini sejak Putin meluncurkan "operasi militer khusus" tahun lalu.
“Kami berterima kasih atas garis keseimbangan (Tiongkok) sehubungan dengan peristiwa yang terjadi di Ukraina, untuk memahami latar belakang dan penyebab sebenarnya. Kami menyambut baik kesediaan China untuk memainkan peran konstruktif dalam menyelesaikan krisis,” kata Putin.
Baca Juga: Kremlin: Pertemuan Vladimir Putin dengan Xi Jinping Bahas Ukraina dan Taiwan
Xi dan Putin menandatangani perjanjian kemitraan "tanpa batas" beberapa minggu sebelum invasi tahun lalu. China secara terbuka tetap netral dalam konflik Ukraina, sambil mengkritik sanksi Barat terhadap Rusia dan menegaskan kembali hubungan dekatnya dengan Moskow.
Beijing bulan lalu menerbitkan makalah 12 poin yang menyerukan dialog dan penyelesaian di Ukraina, namun hanya berisi pernyataan umum dan tidak ada proposal konkret tentang bagaimana perang selama setahun dapat diakhiri.
Ukraina, yang menyebut penyelesaian apa pun akan mengharuskan Rusia menarik diri dari semua wilayah yang telah direbutnya termasuk semenanjung Krimea yang dianeksasi Rusia pada 2014, dengan hati-hati menyambut proposal China tersebut.
AS telah bereaksi dengan sangat skeptis, mengingat penolakan China mengutuk invasi Rusia, dan mengatakan gencatan senjata sekarang hanya akan mengunci keuntungan teritorial Rusia dan memberi Putin lebih banyak waktu bagi pasukannya untuk berkumpul kembali.
Baca Juga: Xi Jinping Tiba di Uzbekistan, Hadiri KTT SCO sebelum Bertemu Putin
Washington telah mengatakan sejak bulan lalu bahwa pihaknya khawatir China mungkin memberi Rusia senjata, yang kemudian dibantah Beijing.
Putin mengatakan hubungan Rusia-Cina berada pada puncak sejarah dan mereka mengoordinasikan kebijakan luar negeri mereka untuk melawan ancaman bersama, karena upaya AS menahan kedua negara mengambil sikap yang “semakin tajam dan lebih tegas”.