Kendal, Gatra.com- Kembali dari perjalanan dinas di Hong Kong, Bupati Kendal Dico M Ganinduto membawa oleh-oleh komitmen investasi Rp700 miliar. Oleh-oleh investasi itu berupa rencana pembangunan fasilitas pengolahan daur ulang sampah plastik dan elektronik berteknologi modern di atas lahan seluas 2,5 hektare.
Tempat pengolahan daur ulang sampah ini akan menjadi fasilitas pengolahan sampah plastik terbesar di Asia Tenggara.
Nota kesepahaman mengenai pengelolaan sampah plastik di Kendal ditandangani bupati dalam sebuah Mou bersama PT Alba Tridi Plastics Recycling Indonesia. Dalam penandatanganan Mou ini, bupati didampingi Sekda Kendal, Sugiono dan disaksikan oleh Konsul Ekonomi 2, KJRI Hong Kong, Yomi Eka Putra.
Sebelum menandatangani nota kesepahaman ini, Dico menyempatkan diri melihat fasilitas pengolahan sampah plastik, New Life Plastic, Ltd (NPL) dan pengolahan sampah elektronik, Waste Electrical and Electronic (WEE) Park di Hong Kong.
Dico menyampaikan, akan terus mengupayakan agar setiap kunjungan keluar negeri membawa hasil yang konkret dan tidak sekedar melakukan kegiatan komunikasi bilateral.
"Investasi yang ditempatkan oleh investor Hong Kong ini memberikan tiga nilai tambah bagi masyarakat," kata Dico M Ganinduto dalam keterangan tertulisnya, Selasa (21/3).
Diantara nilai tambah tersebut, yakni memberdayakan dan menggerakkan ekonomi desa melalui pengelolaan sampah plastik. Selain itu, penempatan investasi tersebut juga dapat berdampak pada meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.
"Dan yang tak kalah pentingnya yakni, dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan dan penciptaan lapangan kerja (job creation)," ungkapnya.
Lebih lanjut Bupati Dico menjelaskan bahwa investasi fasilitas pengelolaan sampah senilai Rp 700 miliar ini akan mendaur ulang mayoritas sampah plastik regional dari wilayah Kabupaten Kendal dan sekitarnya. Dari proses daur ulang ini akan menghasilkan produk berupa pellet atau biji plastik.
"Hasil daur ulang ini akan diekspor sehingga menambah pendapatan devisa negara. Hal ini tentunya memberikan dampak signifikan terhadap upaya penerapan circular economy dalam pengelolaan industri di Kabupaten Kendal dan menjadikan Kendal sebagai pusat industri di Jawa Tengah yang mengedepankan konsep industri hijau dengan prinsip menggunakan sumber daya alam yang efisien, dapat digunakan ulang, ramah lingkungan dan berkelanjutan," beber dia.
Kata Dico, permasalahan sampah plastik di Indonesia sampai saat ini terus berkembang dan membutuhkan penanganan secepatnya. Apalagi, infrastruktur daur ulang sampah plastik di Indonesia relatif minim.
Dico menyebut, Sustainable Waste Indonesia (SWI) dalam laporannya pada 2022 menyebutkan tingkat daur ulang (recycle rate) sampah plastik di Indonesia baru menyentuh angka 7%. Hal ini bisa diakibatkan karena jenis plastik yang digunakan di Indonesia sangat beragam sehingga masyarakat masih enggan melakukan pemilahan sampah plastik mereka.
Melalui kerjasama ini Pemerintah Kabupaten Kendal akan terus mengedukasi dan mendorong peran aktif masyarakat untuk bekerja sama dengan BUMDes melakukan tata kelola sampah, dimulai dari memilah sampah rumah tangga dan melihat sampah sebagai salah satu sumber pendapatan," katanya.
"Jadi, melalui tata kelola sampah yang baik, kita tidak hanya ikut menjaga lingkungan tetapi sekaligus meningkatkan pemberdayaan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat agar lebih optimal, imbuhnya.