Home Ekonomi Pemerintah Harus Lakukan Beberapa Langkah untuk Capai Pertumbuhan Ekonomi

Pemerintah Harus Lakukan Beberapa Langkah untuk Capai Pertumbuhan Ekonomi

Jakarta, Gatra.com – Wealth Advisory Head UOB Indonesia, Diendy Liu, mengatakan, pemerintah Indonesia harus melakukan beberapa langkah untuk memastikan tercapainya pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Beberapa langkah tersebut, kata Diendy dalam keterangan pers diterima pada Senin (3/4), antara lain melakukan investasi berkelanjutan, memanfaatkan bonus demografi, potensi kemajuan teknologi, peningkatan daya saing ekonomi, serta menciptakan iklim usaha yang aman dan andal.

Sedangkan untuk berinvestasi dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu seperti saat ini, lanjut dia, pentingnya melihat prospek dari masing-masing produk investasi sebelum melakukan investasi.

Ia mengungkapkan, UOB Indonesia meyakini pandangan yang netral terhadap kelas aset pendapatan tetap, di mana instrumen obligasi pemerintah berdurasi menengah hingga panjang dapat dijadikan pilihan atau untuk yang berdurasi jangka pendek dapat melakukan penempatan pada seri Risk-First Approach.

Dalam berinvestasi, kata Diendy, UOB Indonesia percaya bahwa masyarakat perlu melakukan diversifikasi kelas aset yang harus dibarengi dengan literasi keuangan yang baik.

“Melalui pendekatan Risk-First Approach, diharapkan masyarakat dapat memahami tingkat toleransi risiko pribadi yang dapat digunakan untuk mengelola portfolio keuangan dengan risiko yang lebih terukur,” ujarnya.

Menurutnya, di tengah agenda pengetatan moneter global untuk mengendalikan inflasi, pasar modal dihadapkan pada volatilitas pergerakan harga yang cukup tinggi. Kondisi ini juga diperkeruh kembali oleh beberapa kegagalan bank di AS dan pengambilalihan bank di Eropa.

“Kombinasi kejadian ini menyebabkan sentimen negatif tidak kunjung berakhir menghinggapi pasar modal global maupun lokal,” ujarnya.

Namun demikian, sedikit angin segar dan harapan muncul di kawasan Asia Pasifik. Setelah mengakhiri kebijakan zero-Covid, pemerintah China langsung melakukan beberapa perubahan kebijakan untuk sesegera mungkin mempercepat laju pertumbuhan ekonominya, bahkan mencanangkan target pertumbuhan sebesar 5% di tahun 2023.

Di dalam negeri, Pemerintah Indonesia diyakini tetap sigap dalam memitigasi imbas dari ketidakpastian ekonomi dengan terus mendorong investasi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan relatif terjaga di tahun 2023, melihat performa ekspor, investasi, dan belanja rumah tangga yang kuat sepanjang tahun 2022.

Head of Deposit and Wealth Management UOB Indonesia, Vera Margaret, menambahkan, UOB Indonesia terus berupaya mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan investasi.

“Jumlah investor dalam negeri terus meningkat, terutama dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Tentunya, ini menjadi peluang bagi industri pasar modal di Indonesia,” ujarnya.

Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat investor di pasar modal Indonesia telah tembus 10 juta investor yang mengacu pada Single Investor Identification (SID) telah mencapai 10.000.628, dengan komposisi jumlah investor lokal sebesar 99,78%.

Sejalan dengan hal tersebut, Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2022 Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mengungkapkan, tingkat inklusi di pasar modal meningkat pesat, yakni dari 1,55% pada tahun 2019 menjadi 5,19% pada 2022.

Namun demikian, lanjut dia, peningkatan inklusi tidak diiringi dengan tingkat literasi. Pada tahun 2022, tingkat literasi keuangan di sektor pasar modal turun menjadi 4,11% pada 2022 dari yang sebelumnya mencapai 4,97% pada tahun 2019. Artinya, paparan tentang pasar modal meningkat, sementara pemahaman masyarakat terhadap pasar modal belum maksimal.

“Sebagai salah satu bentuk komitmen UOB Indonesia adalah meningkatkan literasi,” ujarnya.

UOB Indonesia memberikan informasi komprehensif mengenai investasi pasar modal agar masyarakat dapat mengoptimalkan portofolio kekayaannya dan terhindar dari risiko berlebih.

Sedangkan untuk tahun 2023, kata Vera, UOB Indonesia masih akan banyak meluncurkan produk baru. Pada quarter ini, pihaknya sudah meluncurkan sekitar 9 produk baru reksa dana dan akan dilanjutkan pada quarter kedua.

“Kita juga akan terus meluncurkan produk reksana baru dan tidak berhenti bersama Menkeu, kita akan mengeluarka ritel bond, baik itu ORI, sukuk, dan berbagai produk lainnya,” kata dia.

114