Jakarta, Gatra.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto optimis bahwa ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5,3 persen di akhir tahun 2023.
Hal ini didasarkan pada kebijakan yang sedang pemerintah dorong untuk menstabilkan ekonomi, dalam jangka pendek adalah penerapan devisa hasil ekspor. "Kenapa ini diperlukan? karena kita lihat Amerika masih menaikkan tingkat suku bunga. Kalau kita tidak mengambil langkah, maka ada potensi capital flight tinggi," jelas Airlangga dalam konferensi pers "Pertumbuhan Ekonomi Indonesia TW-I tahun 2023" di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jum'at (5/6).
Seperti diketahui, Federal Reserve (Fed) atau Bank Sentral Amerika Serikat (AS) pada Kamis (4/5) kembali menaikkan suku bunga. "Kalau potensi capital flight tinggi tentu akan berdampak pada stabilitas Rupiah, sehingga devisa hasil ekspor ini dalam waktu dekat akan segera diluncurkan," urainya.
Tidak hanya itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto turut menyatakan, satu di antara cara mengejar target pertumbuhan itu adalah pemerintah terus mendorong agar sektor transportasi dari sisi harga tiket pesawat tidak kemahalan.
"Nah, salah satu kemarin (harga tiket pesawat) naik karena sisi permintaan, sehingga harga tiket dipepet ke tarif batas atas. Nah, tentu dengan permintaan daripada mudik sudah turun, kita harap ini akan normal kembali," ujarnya.
Airlangga menjelaskan, kenaikan harga tiket pesawat tidak lepas dari kontribusi banderol Avtur yang mencakup 70 persen biaya penerbangan. "Dan di samping itu, salah satu ongkos, 70 persen daripada tiket itu di Avtur," ujarnya.