Musi Banyuasin, Gatra.com- Pihak kepolisian dari Polsek Bayung Lencir akhirnya turun tangan pasca bentrok antara sekelompok orang dengan para ustaz Pondok Pesantren (Ponpes) Mamba'ul Qur'an, Desa Kaliberau, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Aparat pun melakukan sejumlah langkah untuk mencegah terulangnya hal tak diinginkan. Kini, Polsek Bayung Lencir sendiri menjamin keselamatan para santri dan ustaz di Ponpes tersebut kemudian meminta bisa beraktivitas belajar mengajar seperti biasa.
Kanit Reskrim Polsek Bayung Lencir, Iptu Eko Purnomo mengatakan, pihaknya setiap hari datang, bahkan personil juga ikut mengamankan disana.
"Tidak hanya kita, dari perangkat desa juga ada disana, situasi dipastikan sudah kondusif. Kita menjamin keselamatan para santri dan ustaz untuk beraktivitas seperti biasa," ujarnya, Jumat (26/5).
Dia menegaskan saat ini tidak ada lagi pihak-pihak tidak berkepentingan wara-wiri di lingkungan Ponpes. Hanya pihak kepolisian dan perangkat desa.
"Para ustaz sudah berani masuk ke Ponpes tanpa gangguan. Polisi dan aparatur desa memastikan Ponpes aman," bebernya.
Terkait kasus penganiayaan, Eko membenarkan pihaknya sudah mengamankan Ustaz Wijayanto, pelaku pembacokan terhadap korbannya atas nama Pahrul.
Eko menjelaskan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan para saksi termasuk pihak Ponpes yang terjadi adalah tindak pengeroyokan.
"Dalam pengembangan penyelidikannya bahkan kita juga memanggil Ketua Ponpes Azhari karena yang bersangkutan berdasarkan keterangan termasuk dari Ustadz Wijayanto bahwa dia juga ikut memukul korban," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, bentrok antara para ustaz vs kawanan preman kampung itu membuat pondok pesantren di Desa Kaliberau Muba itu mencekam. Para ustaz takut mengajar dan santri enggan pergi ke sekolah. Mereka merasa terancam.
Insiden bermula lantaran dipicu fee catering unit usaha BUMdes ini mengakibatkan seorang preman kampung terluka, 2 orang ustaz Ponpes Mamba’ul Qur’an masuk rumah sakit dan penjara.