Jakarta, Gatra.com – Ketua Umum (Ketum) PDI-Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menanggapi kritikan kubu sebelah soal pembangunan infastruktur, khususnya jalan di era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Megawati dalam konferensi pers acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDIP Tahun 2023 di Sekolah Partai PDI-Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan (Jaksel), Selasa (6/6), mengatakan, hasil kerja Jokowi sangat kentara.
“Kalau kita lihat kerja Pak Jokowi itu, dari mulai Pak Jokowi [periode] satu sampe Pak Jokowi [periode] dua, itu kelihatan sekali,” ujarnya.
Karena itu, lanjut Mega, kalau ada orang yang seolah-olah menutup mata soal capaian pembangunan infrastruktur, khususnya jalan pada era Jokowi, itu tidak bijaksana.
“Saya pikir orang itu kurang bijaksana. Padahal kan itu berarti membangun, membangun itu dari sisi ekonomi kan tidak boleh tangan kosong, apapun juga sudah harus dibahas dan itu kita punya tata pemerintahan yang anggarannya mencukupi atau tidak,” ujarnya.
Terkait itu, lanjut Mega, Jokowi menyampaikan bahwa mulai tahun ini Indonesia hingga 2034 harus bekerja lebih keras untuk menyambut bonus demografi. Ini dapat memberikan bonus jika mereka mempunyai lapangan kerja.
“Jadi hanya 13 tahun yang dikatakan oleh beliau sebuah bonus demorgrafi. Artinya, dari sisi manusia Indonesia yang dapat memberikan bonus kalau mereka semua itu mendapatkan lapangan kerja. Bisa menaikkan produksi dan lain sebagainya,” kata dia.
Ia menyampaikan, itu akan menaikkan Indonesia dari berbagai hal sehingga menjadi negara maju seperti India, Tiongkok, dan Amerika Serikat (AS). “Mungkin insyaallah kalau benar begitu kejadiannya kita menjadi nomor empat,” kata dia.
Upaya tersebut selaras dengan yang diupayakan PDIP, di antaranya negara mengurusi fakir miskin dan anak-anak terlantar. Ini bukan hal mustahil jika semua pihak mau berkolaborasi.
“Konklusinya, maukah kita bersama-sama menanggung itu bukan menjadi beban, tapi sebagai sebuah perjuangan untuk bisa masuk ke era itu,” ujarnya.
Mega menyebut 13 tahun bukan waktu yang panjang. “Jadi kalau kita hanya berani berkata tapi tidak berani bekerja, ya itu untuk kalian juga, karena bukannya Pak Jokowi, saya, Ganjar atau siapa yang melakukannya, tapi harus seluruh bangsa, tentunya yang merasa bangsa Indonesia di manapun juga,” ucapnya.