Home Lingkungan Sampah Mulai Menggunung di Jalanan Kota Yogyakarta, Pemda DIY Yakin Tiap Wilayah Bisa Cari Solusi Sendiri soal Sampah

Sampah Mulai Menggunung di Jalanan Kota Yogyakarta, Pemda DIY Yakin Tiap Wilayah Bisa Cari Solusi Sendiri soal Sampah

Yogyakarta, Gatra.com - Sampah mulai menggunung di sudut Kota Yogyakarta imbas dari penutupan Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan. Tempat pembuangan sampah terbesar itu akan dibuka sementara dengan kapasitas terbatas.

Gunungan sampah ditemukan Forum Pemantau Independen (Forpi) Kota Yogyakarta saat melakukan pemantauan di sejumlah lokasi, Kamis (27/7) malam.

Tumpukan sampah ditemukan di Jalan Munggur, Kota Yogyakarta, hingga menggunung ke pinggir jalan di trotoar. Sampah-sampah tersebut menutupi ruang garasi pemilik rumah.

"Akibat dari tumpukan sampah muncul bau tidak sedap dan banyak belatung. Selain itu, banyak sampah hingga ke jalan trotoar," papar Baharuddin Kamba, anggota Forpi Kota Yogyakarta yang melakukan pemantauan.

Meski sudah ada tulisan larangan membuang sampah di lokasi tersebut, tumpukan sampah menggunung tak terhindarkan. Hal ini akibat layanan pengambilan sampah yang berpusat di TPA Piyungan, 23 Juli hingga 5 September 2023 mendatang, oleh Pemda DIY.

Dari hasil pantauan Forpi Kota Yogyakarta pada tahun sebelumnya, lokasi ini dijadikan langganan pembuangan sampah. Khususnya saat TPA Piyungan ditutup.

"Saat tim Forpi Kota Yogyakarta berada di lokasi, terciduk seorang warga membuang sampah di lokasi tersebut dengan menggunakan sepeda motor," kata Kamba.

Forpi berharap, dalam waktu yang tidak terlalu lama Pemerintah Kota Yogyakarta menemukan lokasi tempat penitipan sampah meskipun sifatnya sementara.

"Bisa ditambah membuka depo-depo sampah yang lokasinya sering dijadikan tempat pembuangan sampah. Selain itu di lokasi tersebut dipasang CCTV karena sering dijadikan langganan membuang sampah," katanya.

Sampah yang menggunung di lokasi diharapkan juga segera diambil oleh dinas terkait agar tidak semakin banyak dan tidak menimbulkan bau tak sedap. "Mengingat di lokasi tersebut terdapat sekolah," ujar Kamba.

Saat ini Kota Yogyakarta tidak memiliki lahan memadai untuk pembuangan sampah. Sebagai solusi, Pemda DIY membuka Zona Transisi 1 TPA Piyungan, Jumat (28/7) ini.

Namun zona ini hanya akan menampung 100 ton sampah per hari. Saat ini, Zona Transisi 1 sudah memiliki celah 10 persen, dengan daya tampung sekitar 1.747 m2 .

Sampah dari Kota Yogyakarta di TPA Piyungan selama ini diperkirakan mencapai sekitar 260 ton dari sekitar 700 ton total sampah per hari yang masuk ke TPA Piyungan. Dari jumlah itu, sebagian dibuang ke Kabupaten Kulonprogo.

Mengingat keterbatasan lokasi penampungan saat ini, apalagi sejak TPA Piyungan ditutup, Pemda DIY berharap masyarakat Kota Yogyakarta harus bijak mengelola sampah mulai dari rumah tangga.

Adapun Kabupaten Sleman akan mengelola sampah secara mandiri di Tamanmartani, Kalasan, yang mampu menampung 260 ton sampah per hari. Sebelumnya rencana pembuangan sampah di Cangkringan ditolak warga.

“Sleman hari ini diperintahkan oleh Bapak Gubernur (DIY) harus melakukan pengelolaan sampah secara mandiri di Tamanmartani," kata Sekda DIY Beny Suharsono.

Sementara untuk Kabupaten Bantul, Beny mengatakan tidak ada masalah karena memiliki lokasi memadai dan bisa mengolah sampah secara mandiri, terutama di tingkat desa atau kelurahan.

“Kita harus sama-sama kerja sama karena sampah ini kan menjadi tanggung jawabnya kabupaten/kota. Kota juga harus mencari jalan keluar sendiri untuk mengolah sampahnya dan kita bantu untuk penampungan 100 ton per hari. Jadi sisa lahan Zona Transisi 1 TPA Piyungan hanya akan menampung sampah milik Kota (Yogyakarta)," Beny.

Namun ia menekankan, TPA Piyungan dan Tamanmartani adalah tempat pengelolaan, bukan pembuangan sampah.

“Saya tidak ingin berbasa-basi. Kita itu sudah dalam kondisi menghadapi sampah di depan mata. Kita akan kelola, harus bekerja sama antar daerah di DIY. Tidak usah ditunda lagi. Kabupaten dan kota bisa mandiri kok sebenarnya,” tandas Beny.

283