Jakarta, Gatra.com - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) menyebutkan dalam 10 tahun ke depan, sekitar 32-132 juta penduduk dunia akan jatuh miskin.

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa mengatakan bahwa mengacu pada laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) hal tersebut terjadi karena dampak dari pemanasan bumi yang diproyeksi mencapai 1,5 derajat dalam satu atau dua dekade mendatang.

"Hari ini berdasarkan laporan IPCC suhu rata-rata di muka bumi ini terus meningkat, suhu permukaan global saat ini sudah mencapai di atas 1,09 derajat kenaikannya dari periode 1850-1900, dan diprediksi akan meningkat karena produksi dari gas rumah kaca ke atmosfer itu berlanjut tanpa henti," kata Suharso dalam sambutanya di acara dialog nasional antisipasi dampak perubahan iklim untuk pembangunan Indonesia emas 2045, Senin (21/8).

Suharso juga mengatakan bahwa dari tahun 2019 konsentrasi CO₂ di atmosfer merupakan yang tertinggi sejak 2 juta tahun terakhir.

Akibat dari hal tersebut kata Suharso, permukaan air laut menjadi meningkat mencapai tiga kali lipat dibandingkan dengan tahun 1901-1971 yang diakibatkan oleh mencairnya lapisan es di kutub.

"Pada 16 agustus 2023, tercatat konsentrasi karbondioksida global di atmosfer mencapai 419,55 million atau naik 6,3% dibandingkan dari tahun 2011. Ini disertai kenaikan permukaan air laut," katanya.

Lebih lanjut, perubahan iklim ini tidak hanya akan membuat penduduk dunia jatuh miskin, tetapi juga membuat jumlah penduduk yang mengalami kekurangan air akan meningkat menjadi 4,8-5,7 miliar penduduk di tahun 2050 mendatang.

"Ketersediaan sumber daya air akan berkurang potensi kekeringan tentu akan naik, dan dalam situasi seperti itu wabah penyakit dan bencana alam akan mudah untuk hadir," ucapnya.