Home Apa Siapa PW Aisyiyah Jateng Tegaskan Perempuan Punya Kapasitas Lebih

PW Aisyiyah Jateng Tegaskan Perempuan Punya Kapasitas Lebih

Semarang, Gatra.com – Pengurus Wilayah (PW) Aisyiyah Jawa Tengah menggelar pembekalan dan dialog ideopolitor.

Dalam agenda bertajuk “Membangun Komitmen dan Sinergitas Pimpinan untuk Aisyiyah Berkemajuan” itu kaum perempuan harus menguatkan lagi ideologi di Aisyiyah khususnya.

Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jateng Eny Winaryati menyerukan supaya perempuan jangan mau jadi objek politik semata, terlebih jelang Pemilu 2024.

Baca Juga: Bonus Demografi Tak Akan Berarti Tanpa Peran Perempuan

“Politik sekarang ini, perempuan jadi obyek politik apakah sebatas pemenuhan 30 persen kuota saja dan lainnya,” kata Eny Winaryati usai Pembekalan & Dialog Ideopolitor bagi Pimpinan Wilayah dan Daerah Aisyiyah se-Jawa Tengah Periode Muktamar Ke-48 di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Tengah, Sabtu (2/9).

Eny Winaryati yang juga pengajar di Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) ini menambahkan, perempuan itu juga yang paling banyak didekati (kepentingan politik) karena sangat beragam.

Padahal, tegasnya, perempuan punya kapasitas yang lebih. Maka dari itu, kata dia perempuan perlu ada penguatan peran, agar jangan sampai hanya jadi objek politik semata. "Perempuan punya kapasitas, dan jadi bagian yang diperhitungkan," kata dia.

Pembekalan & Dialog Ideopolitor bagi Pimpinan Wilayah dan Daerah Aisyiyah se-Jawa Tengah Periode Muktamar Ke-48 di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Tengah. (IST)

Meski demikian, pihaknya tak melarang ada anggota Aisyiyah yang terlibat dalam politik kebangsaan maupun politik praktis. "Boleh saja misalnya terlibat di Bawaslu sebagai politik kebangsaan, atau partai politik sebagai politik praktis," katanya.

Tentu, lanjut Eny, dengan mekanisme yang disampaikan misalnya kalau sedang nyaleg bisa cuti dulu pada keanggotaannya, nanti aktif kembali.

Hal ini agar anggota tak mencampur-adukkan antara kepentingan politik dan organisasi.

“Kita beri kebebasan untuk aktualisasi diri di partai atau lainnya. Kalau politik kebangsaan kita dorong, kalau praktis silahkan. Tapi kalau pada masa kampanye ya istirahat dulu (keorganisasiannya),” jelasnya.

Lebih jauh, pihaknya juga berpesan untuk anggota dan masyarakat agar tak terjebak politik uang dalam Pemilu.

“Jangan sampai hanya uang tak seberapa tapi tergiur. Maka ketahui karakter siapa orang yang akan dipilih, yang jujur dan amanah,” tegasnya.

129