Banjarmasin, Gatra.com - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan Wahyu Pratomo mengatakan bahwa Bank Indonesia Kalsel meluncurkan inisiatif Greenovation sebagai langkah nyata, untuk menjaring ide dan pemikiran, serta inisiasi konkrit menuju ekonomi berkelanjutan yang lebih ramah lingkungan.
“Diharapkan dapat meningkatkan awareness dan memperoleh masukan dari stakeholders terkait strategi, kebijakan, aksi, dan implementasi inisiatif hijau serta mendorong aksi dan kolaborasi berbagai pihak dalam mewujudkan berbagai langkah tersebut,” katanya dalam Seminar internasional “Advancing Green Initiatives for The Sustainable Kalimantan Through Action and Collaboration”, Kamis (7/9).
Wahyu mengatakan melalui pembangunan hijau atas dasar sinergi dan kolaborasi berbagai pihak, Kalimantan diharapkan mampu menghadapi berbagai dinamika dan tantangan perekonomian global dan domestik. Sehingga dapat terus mendorong Kalimantan yang semakin maju, berdaya saing, inklusif, sekaligus memberikan perhatian terhadap kelestarian lingkungan.
Baca Juga: Upaya BI Kalsel Sediakan Uang Kartal di Wilayah Sulit Terjangkau
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan kembali menyelenggarakan seminar internasional. Kegiatan yang menjadi kelanjutan dari seminar internasional tahun 2022, itu merupakan satu upaya meningkatkan awareness dan mendorong aksi dan kolaborasi berbagai pihak di Kalimantan.
“Secara khusus di Kalimantan Selatan dalam mewujudkan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Seminar internasional ini juga dilaksanakan dalam rangka merayakan hari jadi Provinsi Kalimantan Selatan yang ke-73 pada 14 Agustus 2023,” katanya.
Seminar tersebut dibuka Gubernur Kalimantan Provinsi Selatan Sahbirin Noor dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan Wahyu Pratomo, dengan penyampaian keynote address Sekjen ASEAN Dr. Kao Kim Hourn.
Seminar dihadiri lebih dari 150 orang secara luring dan lebih dari 500 orang secara daring melalui channel youtube dan instagram Bank Indonesia Kalsel. Peserta seminar berasal dari berbagai kalangan, yang mencakup pimpinan daerah dan satuan kerja perangkat daerah se-Kalimantan, instansi vertikal dan kementrian terkait, diaspora Indonesia, akademisi dan mahasiswa, pelaku usaha dan praktisi, asosiasi, media massa dan masyarakat umum.
Baca Juga: Bank Indonesia Dukung Terobosan Cerdas DPKP Kalsel Kembangkan Inovasi Padi Apung
Seminar tahun 2023 ini tidak hanya sekadar mengulas aspek strategi dan kebijakan, tetapi juga diperkaya dengan pembahasan implementatif oleh para pakar dan praktisi yang ahli di bidangnya.
Narasumber dalam seminar ini beragam berasal dari Kalimantan Selatan dan provinsi lain di Kalimantan, nasional, dan internasional, yang mewakili kalangan penentu kebijakan di tataran ASEAN, Indonesia, dan Kalimantan Selatan, serta para praktisi berbagai inisiatif hijau yang telah diimplementasikan di lapangan.
Dari seminar ini diharapkan kita dapat memperkaya wawasan untuk mengidentifikasi langkah prioritas, peluang dan tantangan percepatan ekonomi hijau, serta potensi investasi ekonomi hijau yang didukung oleh pembiayaan hijau, untuk dikembangkan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru di Kalimantan.
Sesi pertama seminar internasional mengulas strategi dan kebijakan ekonomi hijau, dengan menghadirkan narasumber kompeten Prof. Mazlin Mokhtar (Direktur Ekologi United Nations Sustainable Development Solutions Network/UN-SDSN), yang memaparkan strategi penyelarasan inisiasi hijau di pulau Kalimantan dengan target pembangunan berkelanjutan United Nations. Selanjutnya, Irwan Dharmawan (Kepala Kelompok Kerja Kebijakan Fiskal Perubahan Iklim) menjelaskan strategi kebijakan pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.
Irman Robinson (Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia) mengulas strategi pembangunan hijau dalam bauran kebijakan Bank Indonesia. Pemaparan juga diperkaya dengan tanggapan dari Prof. Ahmad Yunani (Guru Besar ULM) dan Surya Darma, PhD. (Ketua Indonesia Center for Renewable Energy Studies).
Selanjutnya, sesi kedua berfokus pada aspek implementatif, yang menghadirkan narasumber Dr. Ariadi Noor (Kepala Bappeda Kalsel) yang memaparkan potensi dan strategi pembangunan hijau di Kalimantan Selatan. Selanjutnya, Dr. Fadjar Pambudi (Wakil Ketua Dewan Daerah Perubahan Iklim Kaltim), Ibu Yani Saloh (Komisaris Katingan Mentaya Project), dan Aruna Pradipta (Vice President Climate Project Fairatmos) memaparkan kisah sukses dan tantangan pengembangan ekonomi hijau pada project/platform masing-masing.
Dari aspek ekosistem, Dr. Paolo Souza (Peneliti dari Amazon, Brasil) menyampaikan strategi menjaga keberlangsungan ekosistem Amazon yang memiliki kemiripan karakteristik tertentu dengan alam Kalimantan. Diskusi implementatif tersebut diperkaya dengan tanggapan dari Prof. Leong Yuen Yoong (Direktur UN-SDSN dan Profesor Cambridge University) dan Prof. Handry Imansyah (Guru Besar ULM).