Jakarta, Gatra.com - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) mengungkapkan bahwa Indonesia dan Global masih dihadapkan pada tantangan biaya logistik yang masih tinggi.
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa mengatakan, selain menghadapi biaya yang tinggi, pengiriman barang antarwilayah Indonesia juga masih menghadapi beberapa kendala salah satunya adalah skala ekonomi yang rendah (kapal kecil dan muatan yang rendah).
"Infrastruktur dan layanan pelabuhan simpul peti kemas, yang belum mampu menampung kapal-kapal besar," katanya dalam acara Era Baru Biaya Logistik untuk Indonesia Emas 2045, Kamis (14/9).
Suhargo juga mengungkapkan, sektor logistik atau pengiriman juga terkendala oleh terbatasnya kawasan ekonomi. Kemudian, belum juga terbentuknya konsolidasi rute (loop) secara optimal.
"Itu semua adalah problem statement yang kita hadapi dalam mengintergrasi ekonomi domestik dan global," katanya.
Kemudian, lanjut Suharso adanya kendala ketimpangan muatan karena sarana fasilitas di pelabuhan yang tidak merata dan standarisasi fasilitas pendukungnya.
Selanjutnya, skor Logistics Performance Index (LPI) Indonesia yang semakin menurun dan lebih kecil dibanding dengan negara-negara ASEAN.
Untuk diketahui, Berdasarkan data LPI yang dirilis oleh Bank Dunia sebagai indikator kinerja logistik antarnegara di dunia menempatkan Indonesia pada peringkat 46 dari 160 negara di tahun 2018. Posisi Indonesia masih jauh di bawah Singapura yang berada di peringkat tujuh dan Thailand di peringkat 41.
Pada kuartal pertama tahun 2021, biaya logistik Indonesia mencapai 23,5% dari produk domestik bruto (PDB). Angka ini relatif tinggi dibandingkan dengan biaya logistik di negara-negara kawasan ASEAN, seperti Malaysia yang hanya mencapai 13% dari PDB.