Home Internasional PBB: Dampak Bendungan Ambrol, Derna Hampir Tidak Dikenali

PBB: Dampak Bendungan Ambrol, Derna Hampir Tidak Dikenali

Tripoli, Gatra.com - Kerusakan akibat banjir di Libya Timur "benar-benar tak terbayangkan," demikian ungkap Koordinator PBB dan Koordinator Kemanusiaan untuk Libya, Georgette Gagnon, dalam sebuah konferensi pers pada hari Senin. Ia berbicara dua hari setelah melakukan kunjungan ke zona bencana di Derna.

Kunjungan Georgette Gagnon ke kota pesisir ini mengikuti perjalanan yang dilakukannya tiga bulan sebelumnya. Namun, dampak Badai Daniel telah membuat wilayah tersebut "hampir tak terkenali."

Dalam konferensi pers tersebut, Gagnon mendesak agar respons internasional diperbarui menghadapi krisis ini, yang telah mempengaruhi sekitar 300.000 anak, menurut UNICEF.

Gagnon menyatakan, "Masyarakat entah sudah meninggalkan wilayah ini atau bahkan kehilangan nyawa." Meskipun operasi pencarian dan penyelamatan masih berlanjut, peluang menemukan korban yang selamat sangatlah kecil.

Dengan melihat sifat dan dampak luas dari tragedi ini, PBB sangat prihatin terhadap dampak kesehatan dan potensi penyebaran penyakit terbawa air, mengingat sumber air dan jaringan saluran pembuangan telah mengalami kerusakan serius.

Banjir juga telah mengakibatkan pergeseran ranjau darat dan amunisi yang belum meledak di Libya Timur, meningkatkan risiko cedera dan bahaya bagi penduduk yang terlantar.

Gagnon menyoroti pentingnya dukungan psikososial, terutama bagi anak-anak yang sangat terpukul oleh bencana ini. Ia menyebutkan bahwa dukungan kesejahteraan psikologis menjadi salah satu prioritas dalam respons mereka.

Ia juga menginformasikan bahwa mitra lokal segera bergerak untuk memberikan bantuan, demikian juga dengan komunitas dan kelompok lokal.

Bulan Merah Libya dan LIBAID bekerja sama dengan PBB dalam distribusi bantuan awal kepada korban bencana.

Gagnon menekankan bahwa respons global terhadap krisis ini telah bergerak maju dengan baik, sementara PBB berusaha mengatasi tantangan yang dihadapi, terutama terkait infrastruktur yang rusak, seperti jalan dan jembatan.

Banyak negara telah memberikan dukungan internasional dalam berbagai bentuk, termasuk pengiriman tim pencarian dan penyelamatan, serta mobilisasi pesawat dan kapal bantuan. Termasuk di antaranya adalah Arab Saudi yang telah mengirimkan tiga pesawat ke Libya. Negara-negara Teluk lainnya, termasuk Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Qatar, juga turut serta dalam respons terhadap bencana ini.

Ketika ditanya tentang kebutuhan finansial untuk mengatasi krisis ini, Gagnon menjelaskan, "Kami telah mengeluarkan sebuah permohonan mendesak kepada mitra internasional untuk menyediakan dana sebesar $71,4 juta untuk mengatasi dampak langsung dari krisis ini."

Gagnon juga berbicara tentang pertimbangan mengenai politik yang terpecah-belah di Libya, dengan kekhawatiran bahwa rivalitas regional dapat menghambat respons nasional yang berhasil terhadap krisis ini. Ia menegaskan pentingnya semua lembaga dan otoritas Libya bekerja bersama dengan satu tujuan dan upaya bersama. Ia juga mencatat bahwa telah ada kerjasama antara otoritas yang bersaing dalam memberikan bantuan kepada korban banjir.

Tim dari sembilan lembaga PBB, termasuk UNICEF, Program Pangan Dunia, dan Organisasi Kesehatan Dunia, telah berada di lapangan untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada korban banjir.

Selama kunjungannya, Gagnon juga bertemu dengan anggota komunitas Derna di Tripoli. Mereka menyuarakan pesan yang konsisten dengan apa yang Gagnon dengar di Derna pada hari Sabtu sebelumnya. Mereka berharap agar "Derna tidak dilupakan" dan mengandalkan PBB dan komunitas internasional untuk memberikan dukungan dan bantuan kepada mereka. Gagnon menambahkan, "Mereka juga menyatakan harapan bahwa tragedi ini dapat menyatukan negara yang terpecah-belah dan menyatukan semua warga Libya. Ini adalah pesan yang seharusnya didukung oleh semua pihak."

91