Jakarta, Gatra.com – Tim SAR masih mencari satu orang warga Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) yang dilaporkan hilang pascabanjir melanda wilayah kabupaten tersebut pada Rabu (20/9).
“Satu warga dilaporkan hilang dan saat ini masih dalam pencarian,” kata Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Selasa (26/9).
Sementara itu, lanjut dia, sebanyak 32 kepala keluarga tKK) dari 3.052 KK yang terdampak harus mengungsi ke tenda pengungsian maupun rumah kerabat setelah banjir dengan Tinggi Muka Air (TMA) antara 100–740 sentimeter merendam rumah mereka.
Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merinci setidaknya ada 2.182 unit rumah yang berada di 29 desa dalam 11 wilayah administrasi kecamatan terendam banjir, termasuk 51 unit fasilitas umum dan 54 hektare sawah.
Ia menjelaskan, banjir terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi dalam durasi yang cukup lama mengguyur wilayah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia pada Rabu (20/9) pukul 08.00 WITA.
“Sebagai upaya penanganan darurat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nunukan telah turun ke lapangan guna kaji cepat, pencarian dan pertolongan, serta koordinasi dengan pihak-pihak terkait,” ujarnya.
Selain itu, kata dia dalam keterangan pers, BPBD Kabupaten Nunukan juga membantu mendirikan tenda di tiap-tiap pos kecamatan yang terdampak, mendirikan dapur umum, mendistribusikan bantuan logistik dan peralatan, serta upaya lainnya.
“Pemerintah Kabupaten Nunukan juga telah menetapkan status tanggap darurat bencana alam banjir selama 14 hari melalui Surat Keputusan Bupati Nunukan Nomor 188.45/574/IZ/2023,” katanya.
Adapun kondisi mutakhir per Minggu (24/9), pukul 21.35 WIB, banjir masih mengalami pasang surut diakibatkan wilayah hulu yang berada di negara Malaysia masih sering terjadi hujan. Di samping itu, wilayah yang terdampak banjir merupakan daerah yang dekat dengan aliran sungai, sehingga air kiriman dari wilayah hulu memengaruhi tinggi muka air.
Sementara itu, hujan masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Nunukan hingga tiga hari ke depan atau Rabu besok (27/9), sebagaimana prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
“BNPB mengimbau kepada masyarakat di Nunukan, khususnya yang terdampak banjir agar mengantisipasi adanya potensi bencana susulan,” katanya.
Bagi masyarakat yang tinggal di bantaran sungai agar memperhatikan kondisi tinggi muka air secara berkala dan selalu memperbarui informasi cuaca di wilayah hulu.
“Jika terjadi hujan lebat dalam durasi lebih dari satu jam maka disarankan untuk mengevakuasi secara mandiri ke lokasi yang lebih aman,” ujarnya.