Pati, Gatra.com - Momen Hari Batik Nasional di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, diperingati penuh keprihatian pada Senin (2/10), lantaran adanya bencana kekeringan di kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani.
Ketua Komunitas Batik Pati, Tamzis Al Anas, mengatakan, sengaja mengisi Hari Batik dengan kegiatan sosial. Sebagai bentuk kepedulian kepada warga terdampak bencana.
"Peringatan Hari Batik Nasional ini, kita alokasikan untuk membantu masyarakat yang tertimpa kekeringan, dengan mengirimkan bantuan air bersih ke sejumlah titik," ujarnya usai mendistribusikan bantuan di Desa Tlogomojo, Kecamatan Batangan.
Selain memberikan bantuan air bersih, komunitas tersebut juga mengenakan batik Bakaran yang tak lain adalah batik khas Pati sehingga masyarakat semakin kenal dan cinta akan batik yang memiliki beragam corak dan motif.
"Kita mengenakan batik saat memberikan bantuan. Ini sebagai kampanye dan edukasi, kalau Pati punya batik Bakaran yang sangat indah. Tidak hanya dikenal skala lokal, tetapi juga internasional," tuturnya.
Suwadi, warga Tlogomojo mengaku sangat terbantu. Mengingat, selama beberapa hari tidak ada bantuan yang menyasar desanya. Terlebih kesulitan akses air bersih telah dialami warga dua bulan belakangan.
"Terbantu sekali, sudah tiga hari tidak ada bantuan. Air kita harus beli, per galon Rp5.000. Itu untuk minum, mandi, dan sebagainya. Bantuan ini, paling kuat dua hari," bebernya.
Kepala BPBD Pati, Martinus Budi Prasetya, mengungkapkan, hingga hari ini sudah ada 68 desa dari 10 kecamatan di Pati yang terimbas bencana kekeringan. Dari jumlah tersebut, 27.899 KK atau 106.636 jiwa terdampak.
"Kami rutin mendistribusikan bantuan air bersih. 413 tangki BPBD dan 127 tangki CSR sudah dikerahkan ke daerah yang membutuhkan. Itu 2,4 juta liter air bersih berarti," rincinya.