Jakarta, Gatra.com - Pemajuan kebudayaan Indonesia berada di pundak para kaum muda. Sehingga, pelestarian akan kecintaan budaya pun diharapkan terus bisa terus ditanamkan pada generasi muda. Jangan sampai, warisan budaya Indonesia kemudian luntur oleh perkembangan zaman.
Rektor Universitas Tarumanagara (Untar), Agustinus Purna Irawan mengatakan, Hari Sumpah Pemuda menjadi sebuah momentum untuk merefleksikan pemajuan budaya Indonesia ditengah tantangan kemajuan saat ini. Bukan hanya masuknya budaya luar, namun hadirnya teknologi juga menjadi tantangan dalam melestarikan budaya di kalangan generasi muda.
"Karena di tahun 2045, salah satu kans terbesar Indonesia mendapatkan devisa adalah dari budaya. Karena budaya kita unik dan banyak sekali. Kalau kita tidak lestarikan, kita rugi," ujar Agustinus saat ditemui di Kampus Untar, Senin (30/10).
Menurut Agustinus, kampus merupakan wadah yang bisa mendorong generasi muda untuk makin mencintainya budaya tanah air. Sehingga, ia memandang bahwa kampus diharapkan tidak melulu bicara soal pendidikan formal, namun juga mampu mempersiapkan mahasiswa untuk lebih mengenali berbagai macam budaya yang ada di Indonesia.
"Kami pun mendorong mahasiswa agar bisa mengembangkan nilai-nilai Keindonesiaan. Ini jadi satu hal yang terus kita kembangkan, agar mahasiswa kita lebih mengenal budaya secara luas," tutur dia.
Hal ini pula, sambung Agustinus, juga bisa dikembangkan di ekosistem pendidikan tinggi Indonesia secara luas. Dimana, pendidikan dapat dikombinasikan dengan kegiatan-kegiatan yang memiliki corak budaya di dalamnya.
Karena menurutnya, pendidikan yang dibarengi penanaman nilai luhur kebudayaan merupakan perpaduan yang seimbang. Agar mahasiswa tidak hanya cerdas secara intelektual, namun juga memiliki nilai moral luhur yang diwariskan oleh nilai-nilai dan budaya Indonesia.
"Karena didalamnya tentu ada pembahasan kesehatan jasmani dan rohani. Bukan hanya pintar secara intelektual, tapi juga pintar secara hati. Itu semua diperoleh dari budaya," kata Agustinus menandaskan.