Sukoharjo, Gatra.com - Bakal calon Presiden Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan, meminta aparat bersikap netral. Hal tersebut disampaikan Anies dalam orasi kebangsaan di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Jawa Tengah, Sabtu (4/11).
Mengenakan kemeja batik warna coklat, Anies tiba di Edutorium UMS sekitar pukul 14.55 WIB. Tiba di Edutorium, Anies disambut oleh ribuan relawan yang telah hadir. Teriakan Anies Presiden menggema selama dia memasuki Edutorium.
"Kita mengharapkan bahwa proses demokrasi ini berjalan dengan baik, dimana seluruh aparat benar-benar menunjukkan sikap netral," harap Anies.
Menurutnya, saat ini masyarakat harus memiliki rasa kebebasan untuk bisa mengungkapkan aspirasinya. Baik dalam bentuk pertemuan-pertemuan.
"Saya harap bentuk pertemuan-pertemuan tidak ada intimidasi, kegiatan yang tanpa pelarangan, kemudian aktivitas perkumpulan tanpa pembatasan, dan ujungnya nanti ketika melakukan kegiatan pemungutan suara tanpa ada tekanan intimidasi dan suasana bebas," terangnya.
Dalam kesempatan itu, Anies mengucapkan terima kasih kepada seluruh relawan yang sudah bekerja keras selama kurun waktu yang cukup panjang.
"Kami memiliki optimisme, bahwa aspirasi untuk perubahan makin hari makin kuat termasuk di Solo ini, jadi tentu harus bekerja keras," ucapnya.
Dalam setiap kontestasi Pilpres, Jawa Tengah dikenal menjadi 'kandang Banteng' sebutan untuk wilayah dengan pendukung kuat PDIP. Namun Anies mengaku tak gentar. Ia menilai setiap wilayah mempunyai karakter yang berbeda.
"Sebetulnya tiap Kabupaten beda kok, kalau datang di Kabupaten A basisnya yang menang Partai PDIP, nanti datang tempat lain menang Partai PKB, tempat lain Partai Golkar, jadi sebenarnya kalau disebut sebagai wilayah total seakan-akan satu partai padahal tiap Kabupaten beda-beda, di Soloraya saja beda-beda hasilnya," terangnya.
Melihat karakter yang berbeda tersebut, Anies mengaku optimis bahwa Jawa Tengah menjadi lahan subur dirinya untuk memenangkan dalam satu periode. Dia pun mengisyaratkan, jika kebutuhan pupuk tidak mencukupi, maka ia mengajak untuk membuat perubahan.
"Jadi ini bukan soal latar belakang, bukan soal masa lalu milih partai apa, pemilih itu bukan masa lalu, tapi pemilu soal masa depan," ujarnya.
"Apakah kondisi pekerjaan saat ini baik, lapangan pekerjaan mudah, biaya hidup murah pakan ternak murah? Kalau semua jawaban tidak kami menawarkan perubahan, supaya kondisi kita berubah, itu tawaran silahkan partai nya apa saja, kemarin pemilu dulu nyoblosnya apa, tapi tahun ini kita mengajak untuk memilih perubahan," tandasnya.