Home Gaya Hidup Kehadiran Rumah Juang Legenda Kris Biantoro Disambut Hangat Publik

Kehadiran Rumah Juang Legenda Kris Biantoro Disambut Hangat Publik

Jakarta, Gatra.com – Sebuah pilot project Legend of Indonesia diluncurkan. Kali pertama, seri Legend of Indonesia yang berhasil menarik perhatian adalah peluncuran Rumah Juang Kris Biantoro yang bertempat di Grha Kris Biantoro, Jalan Bromo Blok K - No. 8 Komplek Bukit Permai, Cibubur, Jakarta Timur, pada Kamis (23/11).

Kris Biantoro semasa hidupnya dikenal sebagai seniman sekaligus pejuang dengan jiwa nasionalisme yang tinggi. Ia lahir pada 17 Maret 1938 (berpulang 13 Agustus 2013) dan kerap tampil di berbagai acara di TVRI sebagai pemain film, bintang iklan, bahkan produser. Idolanya adalah seniman legendaris Bing Slamet. Dari Bing Slamet pula, Kris Biantoro belajar memainkan gitar.

Kris Biantoro adalah seniman empat zaman yang sempat mendirikan Prisindo sebuah lembaga musik kolektif yang memperjuangan hak-hak para musisi dan seniman di dunia musik Indonesia.

Kris Biantoro menikah dengan Maria Nguyen Kim Dung dan dikaruniai dua anak, Anto dan Arto. Arto Biantoro dikenal sebagai pegiat brand lokal di bawah bendera yang didirikannya Gambaranbrand. Gambaranbrand merupakan tim pengembang merek lokal Indonesia yang terdiri dari sekumpulan ahli pengembangan merek dari berbagai disiplin ilmu.

Interior Rumah Juang Kris Biantoro (GATRA/ Andhika Dinata)

Melalui tangan anak keduanya, Arto, Rumah Juang Kris Biantoro menjadi inisiatif awal pengembangan Rumah Juang Kris Biantoro. “Rumah Juang Kris Biantoro ini bertujuan untuk menghubungkan ekosistem agar menjadi lebih besar. Oleh Karena itu peresmian dibukanya Rumah Juang Kris Biantoro ini sebagai tanda pengenalan bangsa kepada tokoh-tokoh legenda Indonesia lainnya,” kata Arto dalam keterangannya di Cibubur, Jakarta Timur pada Kamis (23/11).

Arto menambahkan, tujuan pembangunan Rumah Juang Kris Biantoro menjadi hal penting bagi generasi sekarang dan generasi sebelumnya di mana seniman legendaris masa lampau memiliki karisma yang luar biasa dan dapat dirasakan oleh generasi sekarang. Pembangunan Rumah Juang tersebut, lanjut Arto, dapat membangun nilai nasionalisme, karakter kebangsaan dan ekonomi kebudayaan.

“Hal ini juga dilatarbelakangi bahwa banyak tantangan termasuk globalisasi sementara generasi sebelumnya memiliki nilai-nilai yang dapat diturunkan dan dapat diadopsi pada generasi sekarang. Pendeknya ini adalah inisiatif menggalang tali yang putus, gap yang putus, dengan hadirnya Legend of Indonesia maka tugasnya kembali tersambung,” kata Arto.

Pencapaian yang diinisiasi Gambaranbrand ini didukung oleh Bintang Sempurna, Online Print, City Neon, dan Komunitas Historia. Inisiatif serupa bisa digagas oleh pribadi, perusahaan, organisasi, brand, bahkan sebuah kampanye. Kampanyenya bisa dilakukan secara terbatas misalnya pusat perbelanjaan, rumah pribadi, atau bahkan tempat publik. “Bisa juga dilakukan oleh keluarga seniman yang lain,” ujar Arto.

Sari Yok Koeswoyo, yang merupakan anak Yok Koeswoyo, anggota grup musik Indonesia, Koes Bersaudara dan Koes Plus mengatakan pihaknya telah lama ingin mendirikan museum serupa. Gagasan membangun museum sudah tercetus sejak 10 hingga 15 tahun lalu, tetapi ternyata membuat museum tidak mudah. “Perlu pendokumentasian yang baik dan ternyata banyak sekali memorabilia Koes Plus yang hilang. Yang membuat bahagia, dari banyak penggemar di daerah, pecinta Koes Plus, jika kami suatu saat ingin mendirikan museum, mereka dengan senang hati akan menyumbangkan koleksi yang mereka punya. Ada yang menyimpan spanduk juga lho,” kata Sari.

Sementara itu, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hilmar Farid menyatakan, perlunya membangun jejaring dan komunitas dalam upaya pembangunan museum. Komunitas yang saling terhubung akan saling membantu dan menyokong kegiatan berbasis budaya tersebut.

“Tidak perlu seragam dan diseragamkan, tetap dengan keunikannya masing-masing. Kemudian juga tidak perlu harus semuanya bersama, siapapun yang siap dahulu, silakan maju. Pemerintah tidak hanya berminat tetapi berkewajiban untuk mewujudkan hal ini,” ujar Hilmar.

142