Jakarta, Gatra.com - Transformasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan (PVP) di Indonesia akan diekspos melaui kegiatan SkillsIndonesia 2045. Kegiatan ini nantinya bertujuan untuk mengekspos hasil kemitraan dan penyelarasan pendidikan vokasi kepada pemangku kepentingan utama.
Sekaligus menyediakan platform dinamis bagi pemangku kepentingan pendidikan vokasi, kaum muda, dan komunitas untuk meningkatkan pengetahuan tentang potensi wilayah dan keterampilan baru melalui serangkaian pertemuan interaktif.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) Kemendikbudristek, Uuf Brajawidagda menyampaikan, SkillsIndonesia 2045 adalah inisiatif yang bertujuan untuk memajukan pendidikan vokasi di Indonesia. Di mana dengan fokus pada pembelajaran sepanjang hayat dan dengan keterampilan untuk menjawab tantangan masa depan.
“Ini menjadi gerakan bersama untuk mendorong setiap warga negara mendapat kesempatan belajar sepanjang hayat. Tentunya dengan menyesuaikan kompetensi diri dan keterampilan yang relevan dengan dinamika dan tantangan sosial dan ekonomi ke depan,” kata Uuf dalam media briefing di Jakarta, Selasa (9/7).
Disamping itu, Uuf juga menyebut melalui SkillsIndonesia 2045, Indonesia sedang membangun calon tenaga kerja yang tangguh dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Lewat SkillsIndonesia ini, diharapkan pula muncul upaya memetakan kebutuhan SDM dengan keahlian yang dibutuhkan di Indonesia pada 2045. Sehingga dapat lebih cepat beradaptasi dan mengambil keputusan.
"Semoga kita bisa meneropong skill seperti apa yang dibutuhkan Indonesia di 2045 yang bisa diapai dengan tata kelola yang baik dan struktur organisasi vokasi yang otonom dan fleksibel,” jelas dia.
Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi (Diksi) Kemendikbudristek, Kiki Yuliati, menekankan bahwa SkillsIndonesia 2045 bukan sekadar acara, melainkan menjadi bagian gerakan menuju masa depan yang lebih cerah bagi pemuda dan bangsa.
“Dengan mendorong pembelajaran sepanjang hayat dan mengintegrasikan pendidikan formal dengan pelatihan yang fleksibel, kita memberdayakan generasi berikutnya untuk berkembang di pasar kerja yang terus berkembang,” ujar Kiki.
Pihaknya pun terus berkomitmen untuk mengembangkan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan (PVP) yang inklusif, adil, dan berkualitas tinggi, serta memastikan akses yang setara bagi kelompok rentan, termasuk penyandang disabilitas dan komunitas yang terpinggirkan.
“Melalui pendekatan skilling, upskilling, dan reskilling, kami bertujuan meningkatkan jumlah lulusan yang nantinya akan mendapatkan pekerjaan layak, menjadi pengusaha sukses, dan siap menghadapi tantangan pekerjaan masa depan,” tutur dia.