Beirut, Gatra.com - Pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) mengatakan tembakan Israel menghantam salah satu kendaraan patroli mereka di selatan negara itu, meskipun gencatan senjata Hamas-Israel sebagian besar telah menenangkan perbatasan Lebanon-Israel, pada hari Sabtu.
“Sekitar pukul 12.00 siang, patroli UNIFIL terkena tembakan IDF (tentara Israel)” di sekitar Aitarun,” kata Pasukan Sementara PBB di Lebanon dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP, Sabtu (25/11).
“Tidak ada pasukan penjaga perdamaian yang terluka, namun kendaraannya rusak,” katanya, seraya menambahkan bahwa “insiden ini terjadi selama periode yang relatif tenang,” di sepanjang perbatasan antara Israel dan Lebanon.
Sejak perang Israel-Hamas dimulai pada tanggal 7 Oktober, perbatasan antara Lebanon dan Israel telah terjadi peningkatan baku tembak, terutama antara Israel dan gerakan Muslim Syiah Hizbullah, melibatkan juga kelompok Palestina, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya konflik yang lebih luas.
Gencatan senjata selama empat hari antara Israel dan Hamas dimulai pada hari Jumat, dan sumber yang dekat dengan Hizbullah mengatakan kepada AFP bahwa kelompok yang didukung Iran juga akan mematuhi gencatan senjata jika Israel mematuhinya.
UNIFIL mengatakan serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian, --yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan dan memulihkan stabilitas di Lebanon selatan-- sangat meresahkan, dan menambahkan: “Kami mengutuk tindakan ini.”
Akhir bulan lalu, penembakan sempat melukai seorang penjaga perdamaian PBB di dekat desa perbatasan Hula, hanya beberapa jam setelah UNIFIL mengatakan sebuah peluru menghantam markas besarnya di Naqura dekat perbatasan Israel-Lebanon.
Pasukan mengatakan sedang menyelidiki insiden tersebut.
“Kami sangat mengingatkan semua pihak mengenai kewajiban mereka untuk melindungi pasukan penjaga perdamaian dan menghindari menempatkan laki-laki dan perempuan yang bekerja, untuk memulihkan stabilitas dalam risiko,” kata pernyataan UNIFIL pada hari Sabtu.
Menurut hitungan AFP, tembakan lintas batas telah menewaskan 109 orang di Lebanon, termasuk 77 pejuang Hizbullah dan 14 warga sipil, tiga di antaranya adalah jurnalis.
“Enam tentara Israel dan tiga warga sipil telah tewas di pihak Israel,” menurut pihak berwenang.
Sejak gencatan senjata Israel-Hamas mulai berlaku, perbatasan selatan Lebanon telah kembali tenang.
UNIFIL didirikan pada tahun 1978 untuk memantau penarikan pasukan Israel setelah mereka menginvasi Lebanon sebagai pembalasan atas serangan Palestina.
Hal ini diperkuat setelah Hizbullah dan Israel terlibat perang dahsyat pada tahun 2006, dan sekitar 10.000 pasukan penjaga perdamaiannya ditugaskan untuk memantau gencatan senjata antara kedua belah pihak.