Gaza, Gatra.com - Tim penyelamat menemukan 160 jenazah dalam 24 jam terakhir, dari bawah reruntuhan dan jalanan di Jalur Gaza, pada Selasa (28/11).
Hal ini menjadikan jumlah korban tewas sejak dimulainya agresi Israel pada 7 Oktober menjadi lebih dari 15.000 orang, termasuk lebih dari 6.150 anak-anak dan lebih dari 4.000 perempuan.
Koresponden WAFA di Gaza melaporkan bahwa tim penyelamat sejauh ini mengandalkan metode manual dan primitif menggali jenazah, mengingat kurangnya mesin dan peralatan untuk menghilangkan puing-puing.
Data non-final menunjukkan bahwa sekitar 6.500 orang hilang masih berada di bawah reruntuhan, atau nasib mereka masih belum diketahui, termasuk lebih dari 4.700 anak-anak dan perempuan.
Sejak dimulainya gencatan senjata kemanusiaan sementara pada hari Jumat, kru penyelamat dan ambulans, serta warga, terus berusaha untuk mengevakuasi sebanyak mungkin jenazah dengan kemampuan apa pun yang mereka miliki.
Lima hari terakhir mengungkap kengerian bencana kemanusiaan yang menimpa Jalur Gaza, dengan 300.000 unit rumah rusak akibat bom udara, darat, dan laut Israel, termasuk 50.000 unit rumah yang hancur total.
Meskipun ada gencatan senjata, Israel mencegah warga Palestina yang mengungsi di selatan Jalur Gaza untuk kembali ke kota-kota mereka di Utara, ketika pasukan pendudukan yang ditempatkan di Jalan Salah al-Din. Mereka menembakkan peluru ke arah warga, yang mencoba mencari anggota keluarga mereka yang hilang. Kejadian itu menyebabkan terbunuhnya tiga orang, dan lainnya mengalami cedera.