Gaza, Gatra.com - Israel telah mengajukan perjanjian gencatan senjata kepada Hamas, yang akan berlangsung selama satu minggu di Jalur Gaza. Permohonan itu sebagai bagian dari perjanjian baru yang bertujuan untuk membebaskan lebih dari 30 sandera yang ditahan oleh milisi Palestina di daerah kantong tersebut.
Dikutip Al-arabiya, Axios melaporkan dari para pejabat Israel, bahwa usulan tersebut dibuat melalui mediator Qatar dan merupakan tawaran pertama sejak gagalnya perjanjian bulan lalu, yang mengakibatkan penghentian kekerasan selama tujuh hari dan pembebasan lebih dari 100 sandera.
Pada hari Selasa, Presiden Israel Isaac Herzog mengumumkan bahwa Israel bersiap untuk jeda kemanusiaan kedua dalam pertempuran dengan Hamas, dengan imbalan pembebasan lebih banyak sandera yang ditahan di Gaza, sebagaimana dilaporkan Times of Israel.
“Para pejabat Israel mengatakan usulan tersebut menunjukkan Israel bertekad untuk meluncurkan kembali perundingan serius, untuk pembebasan lebih banyak sandera, meskipun Hamas telah mengatakan bahwa mereka tidak akan melanjutkan perundingan selama pertempuran terus berlanjut,” kata Axios.
Laporan tersebut merinci pertemuan di Warsawa antara direktur CIA Bill Burns, Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman, dan David Barnea, kepala agen mata-mata Israel Mossad, untuk membahas potensi kesepakatan.
Usulan Israel tersebut mencakup: pembebasan sisa perempuan yang ditahan Hamas, laki-laki berusia di atas 60 tahun, dan sandera lain yang sakit atau terluka parah dan membutuhkan perawatan medis segera.
“Sebagai bagian dari proposal tersebut, Israel mengatakan akan menyetujui gencatan senjata sementara setidaknya selama satu minggu, kata para pejabat Israel.
Israel juga menyatakan kemungkinan akan membebaskan tahanan Palestina yang dihukum karena serangan yang lebih serius terhadap Israel, dibandingkan mereka yang dibebaskan berdasarkan kesepakatan sebelumnya.
“Para pejabat Israel mengatakan ada puluhan tahanan Palestina yang sudah tua atau sakit, dan mereka bisa dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan kemanusiaan,” lapor Axios.
Dalam pertemuan di Warsawa, Perdana Menteri Qatar menyampaikan posisi Hamas bahwa Israel harus menghentikan serangannya, sebelum negosiasi penyanderaan dapat dimulai.
Barnea menjawab: “Jika Hamas ingin perang dihentikan, mereka harus meletakkan senjatanya dan menyerahkan para pemimpinnya di Gaza yang bertanggung jawab atas serangan 7 Oktober terhadap Israel yang memicu perang.”