Home Politik Atikoh Pranowo Safari Politik, Stunting Harus Dicegah Sejak Dini, Bansos Harus Tepat Sasaran

Atikoh Pranowo Safari Politik, Stunting Harus Dicegah Sejak Dini, Bansos Harus Tepat Sasaran

Purworejo, Gatra.com - Isteri Capres koalisi PDI Perjuangan Ganjar Pranowo, yakni Siti Atikoh Supriyanti, melakukan kegiatan safari politik ke Jawa Tengah. Meskipun dalam keadaan sakit, Atikoh masih menyempatkan diri mengunjungi pabrik bulu mata palsu 'EJ Mandiri' di Desa Winong Lor, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Atikoh dan rombongan tiba di pabrik bulu mata palsu ekspor itu sekitar pukul 14.45 WIB dan langsung meninjau pabrik. Usai berkeliling pabrik, Atikoh kemudian berdialog dengan ratusan pendukung Ganjar-Mahfud.

Nampak mendampingi Atikoh adalah Ketua DPRD Kabupaten Purworejo, Dion Agasi Setiabudhi beserta isteri Thifa L, pemilik pabrik yang juga Caleg PDI Perjuangan Cipto Waluyo dan anggota Fraksi PDIP DPRD Kabupaten Purworejo. Saat berdialog, Cipto Waluyo, pemilik pabrik menyampaikan bahwa usahanya itu berdiri sejak tahun 2012, saat ini telah mempekerjakan sekitar 1.000 orang.

"Karyawan saya lebih dari 1.000 orang, yang bekerja di pabrik sekitar 450-500 orang. Banyak yang bekerja di rumah. Setiap bulan, untuk menggaji karyawan saya mengeluarkan dana sekitar Rp1,2 miliar. Gaji tertinggi karyawan saya Rp7,5 juta," ujar Cipto di hadapan Atikoh.

Saat momen tanya jawab, ada tiga orang yang diberi kesempatan mengajukan pertanyaan. "Nama saya, Mei dari bagian cantel (karyawan pabrik bulu mata) ingin bertanya, jika Pak Ganjar menjadi Presiden, program apa yang akan dibuat untuk (menghilangkan) stunting. Karena saya melihat, anak stunting sudah dapat bantuan tapi masih saja stunting," tanya Mei.

Kemudian penanya lain adalah Naratus Solikah bagian (divisi) gunting (bulu mata palsu). Ia bertanya jika Ganjar-Mahfud menang, apa hal pertama yang akan dilakukan sebagai ibu negara. Lalu ada Eti Marwati yang menanyakan mengenai kebijakan Ganjar-Mahfud mengenai bansos yang dianggap tidak tepat sasaran.

Atikoh pun menjawab ketiganya dengan penjelasan yang gamblang. "Stunting itu harus dicegah, bukan diobati. Pencegahan bisa kita lakukan mulai dari calon ibu. Pastikan saat akan menikah dalam keadaan sehat yang bisa kita lihat dari berat badan (minimal 45 Kg), kemudian lingkar lengan (lebih dari 23,5 Cm). Lalu pastikan saat hamil usianya di atas 20 tahun," kata Atikoh.

Ia melanjutkan, program Ganjar-Mahfud yang ditawarkan untuk mencegah stunting adalah memberikan 2 butir telur per hari bagi ibu hamil hingga usia anak mencapai 2 tahun atau Baduta (bayi bawah dua tahun). Karena, usia emas (golden age) anak adalah pada 1.000 hari pertama usianya.

"Telur itu mengandung asam folat tinggi yang dapat menurunkan risiko cacat janin, mencegah keguguran dan mencegah kelahiran prematur. Telur juga bisa mengoptimalkan perkembangan otak janin," terang Atikoh.

Atikoh melanjutkan jawabannya, jika diberi amanah menjadi ibu negara, ia akan konsen kepada kelompok rentan dan marjinal. "Kelompok rentan itu ada anak-anak, perempuan, lansia, difabel dan minoritas serta masyarakat adat. Saya akan berdiri berrsama mereka," janji Atikoh.

Ibu dari Alam Ganjar itu kemudian memaparkan program Satu Keluarga Miskin, Satu Sarjana. Karena pemberdayaan diri dan keluarga kuncinya adalah pendidikan.

Atikoh juga mempromosikan KTP Sakti yang dugaungkan oleh Tim Ganjar-Mahfud sebagai solusi agar bansos tepat sasaran. "Saya sering mendapat curhatan mengenai bansos (tidak tepat sasaran). Termausk dari eks asisten rumah tangga saya yang tidak memperoleh bantuan. Program Ganjar Mahfud ada Kartu Sakti, jadi One Single Identity untuk semua masalah (data). Data penerima bansos cukup itu saja (KTP Sakti), data benar-benar terpadu dari Kementerian dan program apa pun datanya sama. Tinggal tunjukan KTP Sakti. Sekarang ini yang muncul data lama, perubahan data itu harus di update terus menerus," ujarnya.

Usai kegiatan di pabrik bulu mata palsu, Atikoh dan rombongan menuju Kampung Tegal di Kutoarjo untuk memberikan bantuan bagi warga. Setelah itu akan melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Banyumas dan Kota Semarang.

92