Jakarta, Gatra.com – Balad Ceprot --fans Voice of Baceprot-- dan para penonton lainnya meminta Voice of Baceprot (VoB) kembali tampil setelah membawakan 3 lagu dalam konser perdana FENIX360 di Indonesia bertajuk FENIX360 Live! Indonesia di Bengkel Space, SCBD, Jakarta Selatan.
“Lagi, lagi, we want more, lagi, lagi, we want more, we want more, we want more!” teriak para penonton serempak pada Selasa malam (9/1).
Teriakan tersebut kompak dilontarkan setelah band metal asal Garut, Jawa Barat (Jabar) yang digawangi tiga dara berhijab, yakni vokalis sekaligus gitaris Firdda Marsya Kurnia, bassist Widi Rahmawati, dan drummer Euis Sitti Aisyah ini tiba-tiba berkumpul di tengah panggung dan melepaskan alat musiknya pascamenyanyikan lagu ketiga “God, Allow Me (Please) to Play Music”.
Para penonton meneriakkan agar VoB kembali tampil setelah Marsya memberikan isyarat akan berfoto dulu. Namun setelah itu, Marsya Cs langsung bergegas turun dari panggung.
VoB menjadi penampil sebelum ST12 naik panggung. ST12, band asal Bandung tersebut menjadi penampil pamungkas di FENIX360 Live! Indonesia. Adapun VoB membuka penampilannya dengan langsung membesut lagu “[Not] Public Property”.
Konser yang menampilkan grup band dan penyanyi lintas genre dan lintas generasi itu dibuka dengan penampilan ?Dimansyah Laitupa.
Setelahnya, Nirwana Band, Angkasa, Hijau Daun, Goliath, dan Raffa Affar. Masing-masing membawakan tiga lagu andalan mereka.
Konser yang dipandu pranatacara Adit Insomnia tersebut tidak ada jeda karena saat pergantian musisi atau band, Oomleo Berkaraoke mengajak para penonton untuk berkaraouke bersama menyanyikan lagu-lagu hits Indonesia.
CEO Asia Pacific dari FENIX360, Sandy Monteiro, menyampaikan, pihaknya selaku platform media sosial global bertekad akan terus mendukung dan mengoptimalkan potensi ekonomi kreatif Indonesia lewat karya para seniman Tanah Air, sehingga berdampak positif bagi perekonomian Indonesia.
“Karya seniman, artis, dan orang-orang Indonesia yang berjiwa seni harus dihargai sebagaimana mestinya serta sewajarnya, sehingga karya kreativitasnya bisa terus tercipta,” ujarnya.
Karena itulah, lanjut Sandy, tidak lama setelah peluncuran secara global di Indonesia pada 12 Desember 2023 lalu, FENIX360 langsung bergerak menggelar konser di Indonesia secara gratis. Ini bukan sekadar promosi tapi untuk menghadirkan sebuah platform global yang menghargai sepenuhnya kerja keras para kreator seni yang dimulai dari Indonesia.
“Keberagaman musik Indonesia mulai dari lintas genre dan generasi sangat menarik, belum lagi jumlah pengguna media sosial di Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia bersama India, Brazil, dan Filipina. Karena itu kami mulai dari Indonesia,” ujarnya.
Sandy menjelaskan, FENIX360 sangat berbeda dari platform media sosial sejenis lainnya, karena FENIX360 sangat mengedepankan penghargaan yang sebesar-besarnya bagi para seniman dan kreator, “Mayoritas uang yang dihasilkan akan diberikan kepada pemilik atau pembuatnya [seniman],” ujarnya.
Selain itu, FENIX360 juga menyiapkan diri sebagai platform modern masa kini yang kaya fitur teknologi serta tidak terbatas pada seniman pemusik saja, tapi mengakomodir artis, desain grafis, penyanyi, penari, pelukis, dan seniman lainnya yang membutuhkan platform serba bisa sebagai tempat berkreasi dengan bebas sambil menghasilkan uang.
“Karena itu saya berharap artis dan para seniman pelaku ekonomi kreatif Indonesia bisa memanfaatkan platform ini semaksimal mungkin, bergabung bersama 11 ribu lebih seniman dan artis di seluruh dunia yang sudah bergabung. Indonesia baru sekitar 300-an, tapi kami optimistis akan terus meningkat,” katanya.
Usai konser di Jakarta, FENIX360 rencananya akan menggelar konser serupa di Malaysia, Filipina, Singapura, Australia, Taiwan hingga Korea dan kemungkinan akan konser lagi di Indonesia pada pertengahan 2024.