Home Teknologi Mengenal Baterai Jenis LFP yang Jadi Perdebatan di Debat Pilpres ke Empat

Mengenal Baterai Jenis LFP yang Jadi Perdebatan di Debat Pilpres ke Empat

Jakarta, Gatra.com - Cawapres Gibran Rakabuming Raka melayangkan pertanyaan kepada Cawapres Muhaimin iskandar soal batterai mobil listrik saat Debat Pilrpes Putaran 4 di Jakarta Convenstion Center (JCC) Ahad (21/01). Ia menyebut kubu Pasangan Capres-cawapres Nomor urut satu, sering mewacanakan soal baterai LFP (Lithium Ferrofosfat atau Lithium Iron Phosphate) yang merupakan pesaing baterai berbahan dasar nikel.

Lalu apa itu LFP, apakah banyak perusahan produsen mobil listrik yang menggunakan baterai berbasis LFP, berikut fakta-faktanya.

1. Baterai jenis ini lebih ringan daripada baterai asam timbal dan lebih awet dengan masa pakai yang diharapkan lebih dari 3000 siklus (lebih dari 8 tahun).

2. LiFePO4 adalah jenis baterai isi ulang lithium-ion untuk aplikasi berdaya tinggi, termasuk  EV, peralatan listrik, peralatan listrik portabel, penyimpanan energi, kapal pesiar, dan lain-lain.

3. Baterai LiFePO4 sekarang menjadi bahan kimia baterai yang dominan untuk produsen EV Cina. Dan hampir setengah dari semua kendaraan yang diproduksi oleh Tesla dilengkapi dengan baterai LiFePO4 (LFP) bukan baterai NMC karena biaya LFP yang lebih rendah.

4. Baterai LiFePO4 dikenal dengan stabilitas termal dan kimia yang sangat baik, membuatnya lebih andal dan lebih aman daripada baterai lithium lainnya. Ini kurang rentan terhadap pelarian termal atau ledakan bahkan pada suhu tinggi, yang berarti Anda tidak perlu khawatir akan meledak atau terbakar karena penyalahgunaan atau kerusakan struktural.

5. Baterai lithium besi fosfat dianggap sebagai pilihan ramah lingkungan dalam baterai listrik karena tidak mengandung logam berat atau logam langka. Jadi, ketika baterai LFP dibuang dengan tidak semestinya, tidak akan ada dampak negatif terhadap lingkungan ekologis.

Kelemahan

Meski ada beberapa keunggulan, baterai jenis LFP juga memiliki kekurangan.

1. baterai Iron bobotnya lebih berat. Secara material harga lebih mahal dibanding lithium ion.

2. Tegangan tinggi (15 volt atau lebih tinggi) dapat merusak baterai berbahan LFP.

3. Mengisi daya baterai LFP secara berlebihan hingga baterai mati berpotensi merusak baterai itu sendiri.

4. Baterai jenis ini juga tak bisa dibiarkan benar-benar kosong, karena akan segera rusak.

306