Jakarta, Gatra.com- Memperingati Hari Gizi Nasional PT Nestlé Indonesia berupaya secara berkelanjutan berpartisipasi dalam membantu pemerintah untuk terus mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya asupan gizi yang berkualitas dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting. Kali ini,
PT Nestlé Indonesia menggelar Diskusi Multisektoral: Implementasi Model Pentahelix dalam Upaya Penurunan Angka Stunting, yang bertujuan membahas mengenai pentingnya memenuhi gizi seimbang, upaya pencegahan stunting, sekaligus program “100 Hari Pendampingan Gizi” yang merupakan hasil kolaborasi multisektor di sepuluh fokus area di 12 provinsi prioritas penurunan stunting pemerintah Indonesia.
Direktur Corporate Affairs PT Nestlé Indonesia, Sufintri Rahayu mengatakan, untuk mendukung ambisi Nestlé untuk membantu 50 juta anak menjalani hidup yang lebih sehat pada 2030, PT Nestlé Indonesia bermitra dengan TP PKK meluncurkan Gerakan Keluarga Indonesia Bebas Stunting (KIBAS STUNTING) sejak tahun lalu. "Kami percaya akan pentingnya kolaborasi multi-sektor dalam mencegah dan menanggulangi stunting, dimulai dari pihak pemerintah, akademisi, industri, masyarakat, dan media. Setiap sektor memiliki keahlian masing-masing, dan bersama-sama
kita dapat bergerak lebih cepat,” jelas dia dalam keterangannya, Jumat (26/1).
Baca juga: Perceraian dan Pernikahan Kedua Bisa Picu Stunting Anak
Merujuk Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 Kementerian Kesehatan RI bahwa prevalensi stunting di Indonesia telah mengalami penurunan dari 24,4% menjadi 21,6%. Meskipun begitu, angka tersebut masih tergolong tinggi dari ketentuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengharuskan angka stunting di bawah 20%.
Guru Besar Pangan dan Gizi IPB, Prof. Ali Khomsan menyampaikan bahwa gizi menjadi salah satu komponen penting bagi tumbuh kembang anak, terutama pada masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Di Indonesia, permasalahan gizi yang terjadi akibat tidak seimbangnya asupan energi dan zat gizi lainnya dapat menyebabkan masalah gizi di antaranya kurus (gizi kurang), gemuk (gizi lebih), dan stunting (gizi kurang kronis).
"Pencegahan masalah gizi harus dilakukan sedini mungkin, salah satunya dengan adanya kolaborasi yang kuat dari berbagai pihak baik pemerintah, masyarakat, akademisi dan swasta/industri yang dapat mempercepat pencapaian target penurunan stunting di Indonesia menjadi 14% pada tahun 2024,” ungkap dia.
Perwakilan Kader dan Kelompok Kerja Masyarakat Kabupaten Batang, Mutiatun membagikan pengalamannya selama menjadi bagian dari program “100 Hari Pendampingan Gizi” yang hingga kini masih terus berjalan. Menurutnya, program-program yang dijalankan oleh Nestlé Indonesia, terutama program “100 Hari Pendampingan Gizi” terbukti dapat membantu mengurangi angka stunting atau risiko stunting di daerah saya.
Baca juga: Perlu Upaya Besar Untuk Kejar Target Prevalensi Stunting 14 Persen
"Kami secara aktif dan rutin melakukan sosialisasi, pendampingan, hingga pemantauan pada ibu hamil, ibu bersalin, dan balita. Masyarakat sangat mengapresiasi program ini dan berharap agar kedepannya program-program ini dapat terus berkelanjutan,” tuturnya.
Tahun ini, salah satu bentuk nyata komitmen PT Nestlé Indonesia untuk mendukung terwujudnya keluarga bebas stunting diwujudkan melalui program “100 Hari Pendampingan Gizi”, yang memberikan pendampingan gizi kepada anak usia 12 bulan hingga 60 bulan melalui makanan tambahan sumber protein dan zat gizi mikro lainnya guna meningkatkan kualitas asupan
gizi. Selain itu, masyarakat termasuk didalamnya orang tua dan kader setempat akan mendapatkan edukasi mengenai gizi, tumbuh kembang, pola asuh, dan pola hidup bersih.
Corporate Nutritionist PT Nestlé Indonesia, Eka Herdiana
menambahkan, salah satu program kolaborasi multisektor Nestlé Indonesia “100 Hari Pendampingan Gizi” ini merupakan bentuk konsistensi perusahaan untuk menunjukkan dukungan melalui kegiatan pendampingan gizi serta monitor dan evaluasi yang akan dilakukan setiap bulan hingga akhir pelaksanaan program. "Program ini merupakan salah satu bentuk dukungan PT Nestlé Indonesia yang sejalan dengan komitmen PT Nestlé Indonesia untuk membantu anak Indonesia tumbuh lebih sehat dan bahagia,” ungkapnya.
Sebelumnya, PT Nestlé Indonesia telah melaksanakan program maupun inovasi di bidang gizi dan kesehatan, dengan menginisiasi pembentukan DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting), pendampingan gizi serta pengembangan masyarakat di dua wilayah di Kabupaten Karawang, yang pada akhirnya menunjukkan hasil positif untuk komunitas setempat.
Baca juga: Ini Dia Alat Ampuh Pembunuh Stunting
Sebagai lembaga yang berperan sebagai Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga, TP PKK menjadi mitra strategis PT Nestlé Indonesia dalam membantu upaya penurunan stunting. Ketua Umum TP PKK Pusat, yang diwakili oleh Ketua Bidang Penguatan Ketahanan Keluarga TP PKK Pusat, Dr. Ir. Ai
Dariah menyampaikan, “Program “100 Hari Pendampingan Gizi” yang diimplementasikan melalui Rumah Pangan untuk mendukung KIBAS STUNTING merupakan bentuk dukungan terhadap agenda pemerintah dalam percepatan
penurunan stunting di Indonesia.
"Kami berharap kolaborasi bersama PT Nestlé Indonesia ini dapat berkesinambungan dan secara konsisten mendukung anak Indonesia menjadi lebih sehat, dan program ini nantinya dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan stunting yang dapat dimulai dari adanya pemenuhan gizi seimbang, pola asuh, serta pola hidup yang bersih,” jelas dia.
Secara global maupun nasional, PT Nestlé Indonesia juga telah menyelenggarakan berbagai program maupun inovasi layanan online yang menyediakan pengetahuan tentang gizi, resep masakan sehat, dan tips kesehatan praktis. Pada 2018, berbagai program di bawah inisiatif Nestlé Dukung Anak Lebih Sehat telah menjangkau 29 juta anak di 86 negara di seluruh dunia.
Di Indonesia, sejak tahun 2010, terdapat lebih dari tiga juta anak mendapatkan edukasi tentang gizi, kesehatan, dan gaya hidup aktif melalui program Nestlé Healthy Kids bersama dengan 289 sekolah di 23 kota di Indonesia.
Di samping itu, hingga tahun 2023, Nestlé Indonesia melakukan edukasi tentang gizi dan kesehatan terhadap lebih dari 12.000 kader dan 200.000 orang tua dan ibu hamil sebagai komitmen untuk mendukung kesehatan keluarga Indonesia dimulai dari 1.000 hari pertama kehidupan.