Gaza, Gatra.com - Seorang pejabat senior Hamas mengatakan bahwa kelompok militan Palestina itu menginginkan “gencatan senjata yang lengkap dan komprehensif” di Gaza. Pernyataan itu diungkapkan melalui mediator Qatar yang menyebut perlunya kerangka kerja untuk gencatan senjata sementara yang sedang diusulkan.
“Pertama-tama kita berbicara tentang gencatan senjata yang lengkap dan komprehensif, dan bukan gencatan senjata sementara,” kata Taher al-Nunu kepada AFP, Senin (29/1).
Ia menambahkan bahwa setelah pertempuran berhenti, “detail selanjutnya dapat didiskusikan” termasuk pembebasan sandera.
Qatar, bersama Mesir dan Amerika Serikat, telah memimpin upaya mediasi sejak pecahnya perang pada 7 Oktober antara Israel dan Hamas, yang dipicu oleh serangan mematikan kelompok militan Palestina di Israel selatan.
Sebelumnya pada hari Senin Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan bahwa pertemuan di Paris dengan kepala CIA Bill Burns, dan pejabat tinggi keamanan Israel dan Mesir telah menghasilkan kerangka kerja untuk gencatan senjata bertahap.
Dia menegaskan bahwa kerangka kerja tersebut akan membuat perempuan dan anak-anak sandera dibebaskan terlebih dahulu, dan bantuan juga akan memasuki Jalur Gaza yang terkepung.
Para pihak “berharap untuk menyampaikan proposal ini kepada Hamas dan membuat mereka terlibat secara positif dan konstruktif dalam proses tersebut”, kata Sheikh Mohammed.
Tidak jelas pada hari Senin apakah Hamas telah menerima proposal tersebut dari Qatar.
Sebelumnya, Qatar memediasi jeda satu minggu pertempuran pada akhir November yang berujung pada pembebasan sejumlah sandera Israel dan asing, serta bantuan yang masuk ke wilayah Palestina yang terkepung.
Serangan Hamas pada 7 Oktober yang memicu perang – yang kini memasuki bulan keempat – mengakibatkan sekitar 1.140 kematian di Israel, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.
Militan juga menyandera 250 sandera, yang menurut Israel sekitar 132 orang masih berada di Gaza, termasuk sedikitnya 28 jenazah tawanan yang tewas.
Serangan militer Israel yang tiada henti di Gaza sejak saat itu telah menewaskan sedikitnya 26.637 orang, kebanyakan dari mereka adalah wanita, anak-anak dan remaja, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas.